Surplus Beras, Wamentan Yakin Indonesia Siap Jadi Lumbung Pangan Dunia

6 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan bahwa hingga April 2025, produksi gabah nasional mencapai 13,9 juta ton dengan konsumsi beras domestik sekitar 10,37 juta ton. Data ini menunjukkan surplus dan kecukupan stok beras untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Pada International Fertilizer Producers Event di Bali, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, menyampaikan bahwa capaian itu menandai keberhasilan program penyediaan air melalui pompanisasi dan pipanisasi yang mendukung petani menanam dua hingga tiga kali dalam setahun.

Melalui program ini, lebih dari 2 juta hektare lahan berhasil dialiri air, sehingga meningkatkan produktivitas pertanian yang sangat signifikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Indeks pertanaman kita meningkat. Ini berarti produktivitas lahan juga naik. Satu kali tanam dalam setahun kini bisa menjadi dua hingga tiga kali. Ini capaian luar biasa," kata Sudaryono di hadapan pelaku industri pupuk dari berbagai negara, Rabu (23/4).

Peningkatan produktivitas itu menambah keyakinan Kementerian Pertanian (Kementan) bahwa Indonesia dapat mencapai swasembada beras, ditambah penyerapan 1,4 juta ton gabah oleh Perum Bulog dari target 2 juta ton pada April ini. Jika target itu tercapai, maka Indonesia tak perlu lagi mengimpor beras.

Untuk itu, Sudaryono selaku Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog menyatakan bahwa Bulog akan menjaga pasokan dan produksi beras di tengah krisis yang dialami sejumlah negara seperti Jepang, Filipina, dan Malaysia.

Menurutnya, Indonesia tidak hanya berfokus terhadap ketahanan pangan domestik, tetapi siap berkontribusi pada ketahanan pangan global.

"Sebagai Wakil Menteri, tentu saya prioritaskan masyarakat kita. Tapi kami juga ingin berkontribusi memberi makan dunia," kata Sudaryono.

Pada kesempatan yang sama, Sudaryono menegaskan peran penting pupuk dalam menjaga ketahanan pangan global, khususnya di tengah tantangan besar akibat perubahan iklim dan peningkatan populasi dunia. Pupuk bukan sekadar bahan input pertanian, melainkan elemen utama dalam mencapai hasil pertanian yang optimal.

Sudaryono menilai, pupuk adalah tulang punggung ketahanan pangan karena tanpa pupuk, benih dan air saja tidak cukup untuk menghasilkan produksi yang optimal.

Dia menuturkan, di awal menjabat Wamentan, dirinya sempat menerima lebih dari 20 ribu pesan WhatsApp hanya dalam satu malam. Pesan-pesan itu mengungkap keluhan dan harapan, antara soal kesulitan mendapatkan benih unggul, minimnya air dan irigasi, distribusi pupuk yang rumit, serta penurunan harga saat panen.

Sudaryono mengakui, distribusi pupuk menjadi perhatian serius. Sebelumnya, distribusi pupuk subsidi terhambat birokrasi yang sangat kompleks, harus melalui lebih dari 145 aturan yang meliputi 41 undang-undang, 23 peraturan pemerintah, 6 peraturan presiden, dan 11 kementerian atau lembaga.

Akibatnya, pupuk sering kali tiba di tangan petani setelah masa tanam, bukan sebelumnya, yang justru menghambat hasil produksi. Presiden Prabowo Subianto lalu merespons dengan menyederhanakan sistem distribusi pupuk, yang kini hanya melibatkan Kementerian Pertanian, Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), dan petani.

"Hasilnya sangat positif, distribusi menjadi lebih cepat dan tepat sasaran, petani kembali aktif menanam, konsumsi pupuk meningkat, dan produksi pangan nasional mencatat rekor tertinggi sejak Indonesia merdeka," ujar Sudaryono.

Lebih jauh, dia mengajak seluruh negara dan perusahaan untuk bekerja sama menjamin ketersediaan bahan baku pupuk dan mendorong inovasi teknologi pupuk yang ramah lingkungan. Ditegaskan, Indonesia terbuka untuk berkolaborasi secara global.

Kementan pun dipastikan siap berdialog dan membuka peluang kerja sama langsung dengan para peserta International Fertilizer Producers Event.

"Jika ada isu yang ingin disampaikan, saya siap berdiskusi. Mari kita jadikan pertemuan ini sebagai awal dari kerja sama nyata untuk pertanian dunia yang lebih berkelanjutan," pungkasnya.

(rea/rir)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |