Toyota Cari Celah Implementasi Kendaraan Hidrogen di Indonesia

1 day ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Keinginan masyarakat membeli mobil listrik terus berkembang di dunia, termasuk di Indonesia. Kondisi ini membuat banyak perusahaan otomotif meluncurkan berbagai macam mobil listrik, namun Toyota memiliki strategi berbeda.

Toyota yang dikenal dengan penerapan multi-pathway untuk pengembangan teknologi elektrifikasi kini mulai serius menggarap mobil ramah lingkungan menggunakan energi terbarukan hidrogen untuk pasar Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indra Chandra Setiawan, Engineering Management Divisi Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), mengatakan pengguna mobil listrik memang terus tumbuh. Hal ini disebabkan berbagai faktor, terutama karena banyak muncul produk mobil listrik harga terjangkau.

"Tadinya kalau dilihat baterai itu per kWh di atas 1.000 dolar Nah berapa tahun belakang dengan economic of scale, akhirnya harga baterai baterai per kWh bisa lebih murah. Tambah lagi ketika China mengembangkan yang enggak menggunakan nikel, mangan, cobalt tapi menggunakan ferro, akhirnya sekarang, data yang saya punya less than 100 dolar per kWh," kata Indra di Karawang, Senin (14/4).

Ia mengatakan hal itu bikin penetrasi mobil listrik menjadi sangat cepat, terutama untuk segmen kendaraan penumpang. Hal ini yang dinilai Toyota dapat membuka celah bisnis baru menghadirkan kendaraan hidrogen untuk segmen niaga atau komersial.

"Nah jadi untuk mobil penumpang, dengan kecepatan introduction charging versus station akhirnya yang di dunia memang akselerasinya lebih cepat yang EV Dibandingkan FCEV (fuel cell electric vehicle/mobil listrik hidrogen)," ucapnya.

"Namun kami tidak berhenti di situ saja. Karena saya sampaikan kalau misalnya satu jalan buntu, ya kamu cari jalan lain, karena (basis) teknologinya sama. Nah bagaimana kamu pivoting ke misalnya hidrogen untuk heavy duty truck," kata Indra menambahkan.

Indra beranggapan akan lebih masuk akal kendaraan komersial menggunakan teknologi listrik hidrogen dari pada berbasis baterai. Pihak Toyota pun telah melakukan riset terkait hal itu sejak 2023 di Thailand.

"Karena terus terang di heavy duty itu saya sendiri enggak yakin, bahkan bila (baterai) itu murah, baterai itu mau berapa ton yang ditaruh di dalam mobil. Karena terus terang ya misalnya punya truk 10 ton, baterainya saja udah dua ton. Pengusaha mana mau kehilangan dua ton ini," ucap dia.

Masuk menggunakan teknologi hidrogen ke kendaraan komersial juga diamini menantang. Alasannya, Indonesia telah memiliki bahan bakar subsidi alternatif murah yang biasa diandalkan para pengusaha untuk kendaraan komersial diesel yaitu solar.

"Nah kalau di Indonesia Agak sulitnya lagi di sini terus terang sudah punya alternatif Biodiesel, artinya secara emisi dengan close to carbon Itu udah 40 persen lebih murah plus solarnya disubsidi Jadi Rp6.800 nah ini tantangan terberat kalau disuruh head to head. Kalau sama Hydrogen dibenturkan dengan biodiesel Karena infrastruktur yang satu juga sudah major

Kendati demikian, Indra menambahkan Toyota tidak menutup diri untuk berdialog dengan pihak manapun termasuk pemerintah untuk memperoleh dukungan dalam pengembangan mobil hidrogen di Indonesia.

(ryh/fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |