Zelensky: Rusia Langgar Gencatan Senjata Lebih dari 2.000 Kali

2 hours ago 1

CNN Indonesia

Senin, 21 Apr 2025 05:10 WIB

Zelensky tuding Rusia langgar gencatan senjata lebih dari 2.000 kali. Ilustrasi. Rusia disebut telah melakukan pelanggaran berat. (REUTERS/NADJA WOHLLEBEN).

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kembali menyoroti pelanggaran demi pelanggaran yang dilakukan Rusia dalam konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Pada Minggu (20/4), Zelensky menuduh militer Rusia telah melakukan lebih dari 2.000 pelanggaran terhadap gencatan senjata yang disebut-sebut sebagai "inisiatif damai Paskah" oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Gencatan senjata yang diumumkan Putin hanyalah sebuah ilusi," kata Zelensky melalui unggahan di media sosial. "Tentara Rusia telah melanggar gencatan senjata Putin lebih dari 2.000 kali," Mengutip AFP.

Gencatan senjata Paskah tersebut sejatinya diumumkan untuk memberikan waktu tenang bagi umat Kristen Ortodoks di Ukraina dan Rusia, yang merayakan Paskah pada akhir pekan ini. Namun, data militer Ukraina menunjukkan bahwa gempuran artileri, serangan darat, dan tembakan drone tetap berlangsung di berbagai wilayah garis depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, Zelensky mengakui ada perkembangan positif di langit Ukraina. "Hari ini tidak ada peringatan serangan udara," ujarnya. Situasi ini menjadi momen langka dalam beberapa bulan terakhir, di mana sebagian besar wilayah Ukraina hampir selalu dibayangi sirene tanda bahaya.

Berdasarkan hal tersebut, Zelensky mengusulkan perpanjangan jeda serangan udara, terutama serangan menggunakan drone dan rudal jarak jauh terhadap infrastruktur sipil. Ia menyarankan agar setidaknya ada periode 30 hari tanpa serangan semacam itu, sebagai bentuk langkah kemanusiaan di tengah konflik yang berkepanjangan.

"Saya mengusulkan untuk menghentikan segala bentuk serangan menggunakan drone dan rudal jarak jauh terhadap infrastruktur sipil, minimal selama 30 hari," ujar Zelensky.

Usulan ini belum mendapatkan tanggapan dari pihak Rusia. Namun, pengamat menilai bahwa seruan tersebut bisa menjadi sinyal bahwa Ukraina membuka peluang untuk deeskalasi, setidaknya di ranah serangan udara terhadap warga sipil.

Konflik Rusia-Ukraina telah memasuki tahun ketiga sejak invasi besar-besaran dimulai pada Februari 2022. Meski sudah banyak upaya diplomatik dilakukan oleh komunitas internasional, termasuk proposal gencatan senjata, kenyataan di lapangan masih diwarnai kekerasan yang terus berlanjut.

(tis/tis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |