CNN Indonesia
Kamis, 15 Mei 2025 13:54 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan alias Zulhas menegaskan ekspor kelapa tidak akan disetop meski harga komoditas tersebut di pasar dalam negeri sedang mahal.
Menurutnya, solusi dari permasalahan ini bukan dengan membatasi ekspor, melainkan dengan meningkatkan produksi.
"(Kelapa mahal) ya baguslah untuk petani, ya. Solusinya tanam yang banyak," kata Zulhas dalam acara World of Coffee Jakarta 2025 di JCC Senayan, Kamis (15/5), melansir detikfinance.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyatakan kenaikan harga kelapa justru memberikan insentif kepada petani untuk menanam lebih banyak dan memperkuat roda ekonomi di sektor ini. Menurutnya, permintaan ekspor yang tinggi tidak menjadi alasan untuk menghentikan distribusi kelapa ke luar negeri.
"Enggak, enggak, enggak, nggak ada (setop ekspor kelapa). Petaninya lagi untung banyak sekarang, bagus," ucap Zulhas.
Zulhas menjelaskan kelangkaan kelapa di dalam negeri terjadi karena tingginya permintaan dari luar negeri, terutama China. Ia menyebut kelapa Indonesia kini banyak diolah menjadi santan untuk menggantikan susu dalam minuman seperti kopi.
"Kelapa sekarang langka karena kelapa diolah jadi susu. Jadi di China sekarang orang minum kopi bukan pakai susu, tapi pakai santan kelapa, jadi kelapa mahal," beber Zulhas.
Sebelumnya, lonjakan harga kelapa yang mencapai Rp15 ribu per butir di dalam negeri memicu sejumlah usulan kebijakan pengendalian.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengusulkan penerapan pungutan ekspor (PE) terhadap kelapa bulat sebagai upaya menekan harga dalam negeri. Usulan ini akan dibahas dalam rapat koordinasi lintas kementerian.
Selain itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) turut menyarankan moratorium ekspor kelapa selama 3-6 bulan guna menjaga pasokan untuk industri pengolahan lokal yang mulai terdampak. Dirjen Industri Agro Kemenperin bahkan mengingatkan potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor tersebut jika pasokan tak segera distabilkan.
Pembahasan lebih lanjut terkait pungutan ekspor dan moratorium akan dilakukan dalam rapat koordinasi terbatas di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Berdasarkan Informasi Pangan Jakarta, harga rata-rata komoditas kelapa kupas mencapai Rp14.808 per butir pada Kamis (15/5). Angka ini turun Rp19 dari harga pada hari sebelumnya.
(del/pta)