Fakta-fakta World, Viral di Medsos Hingga Izin Dibekukan Komdigi

5 hours ago 1
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Platform World App mendapat sorotan usai viral di media sosial. Simak fakta-fakta platform besutan Bos OpenAI Sam Altman ini.

Beberapa hari terakhir, aplikasi World App viral di media sosial dan menjadi perbincangan warganet karena disebut memberi Rp800 ribu bagi orang yang mau data retinanya direkam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

World, yang dikelola oleh Tools for Humanity (TFH), adalah sebuah organisasi yang berperan dalam mengembangkan dan menerapkan teknologi untuk mendukung identitas digital. TFH merupakan perusahaan teknologi asal Amerika Serikat yang didirikan oleh Sam Altman, yang juga dikenal sebagai CEO OpenAI serta pencetus ChatGPT, dan Alex Blania.

Lantas, kenapa World App mendapat sorotan cukup besar? Berikut fakta-faktanya:

Daftar dapat uang

Nama World ramai di media sosial usai outlet-outletnya di sejumlah wilayah tampak ramai antrean. Masyarakat mengantre ditengarai karena ada kompensasi uang senilai yang diberikan bagi mereka yang mendaftar dan mau dipindai retinanya.

Modus kompensasi ini ternyata bukan hal baru. Pada 2022, sebuah investigasi dari MIT Technology Review menuding World, yang kala itu membawa nama World Coin, mengumpulkan data biometrik sensitif dari banyak kelompok rentan dengan imbalan uang tunai.

Sejumlah desa di Jawa Barat disebut sebagai sasaran pengumpulan data tersebut. Pengumpulan data bahkan bekerja sama dengan sejumlah aparatur desa.

World disebut melakukan pendekatan yang berbeda di berbagai negara untuk menggaet pendaftar. Sebagai contoh, mereka memberikan giveaway Airpods untuk orang-orang di Sudan yang ingin memindai retina mereka.

Satu hal yang memiliki kesamaan adalah target pemasarannya, yakni kelompok rentan.

Dibekukan Komdigi

Setelah ramai di media sosial, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) membekukan operasi sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) layanan World Coin dan World ID.

Langkah ini diambil setelah viral PSE itu memberi Rp800 ribu bagi orang yang mau data retinanya direkam. Kejadian itu berlangsung di Bekasi dan viral di media sosial.

"Pembekuan ini merupakan langkah preventif untuk mencegah potensi risiko terhadap masyarakat. Kami juga akan memanggil PT. Terang Bulan Abadi untuk klarifikasi resmi dalam waktu dekat," kata Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi Alexander Sabar dilansir situs resmi Komdigi, Minggu (4/5).

Penelusuran awal Komdigi mengungkap PT Terang Bulan Abadi belum terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE). Perusahaan itu juga tidak memiliki TDPSE seperti yang diwajibkan perundang-undangan.

Sementara itu, World Coin tercatat menggunakan TDPSE, tetapi bukan atas nama PT Terang Bulan Abadi. Layanan itu menggunakan TDPSE atas nama PT Sandina Abadi Nusantara.

Buatan Bos OpenAI

Salah satu pendiri dari platform ini adalah Bos OpenAI Altman. Altman menggagas proyek ini bersama dengan rekannya, Alex Blania pada 2019.

World, yang awalnya dikenal dengan World Coin, merupakan proyek Web3 yang digagas Altman bersama dengan Alex Blania. Proyek ini didasarkan pada gagasan bahwa pada akhirnya tidak mungkin untuk membedakan manusia dengan agen AI di internet.

Tools for Humanity, startup Altman dan Blania yang mengembangkan World, mengatakan teknologinya digunakan untuk memverifikasi keunikan individu di era AI, terlebih ketika misinformasi dan disinformasi, termasuk pencurian identitas dan deepfake, merajalela.

Bedakan manusia dengan AI

Altman dan Blania mengerjakan World dengan gagasan bahwa pada akhirnya tidak mungkin untuk membedakan manusia dengan agen AI di internet.

Tools for Humanity, startup Altman dan Blania yang mengembangkan World, mengatakan teknologinya digunakan untuk memverifikasi keunikan individu di era AI, terlebih ketika misinformasi dan disinformasi, termasuk pencurian identitas dan deep fake, merajalela.

Untuk mengatasi isu tersebut, World menciptakan alat "proof of human" atau "bukti manusia" digital.

Pindai retina pakai bola

Perangkat utama yang digunakan oleh World adalah bola berteknologi tinggi yang disebut Orb. Orb dipersenjatai dengan kamera dan sensor canggih yang memindai tubuh, wajah, termasuk iris mata pengguna.

Setelah memindai bola mata Anda dengan salah satu Orb, World akan memberi Anda pengenal unik di blockchain untuk memverifikasi bahwa Anda adalah seorang manusia.

Klaim tak ada eksploitasi data

TFH menyebut proses verifikasi dilakukan tanpa menyimpan data apa pun. Mereka mengaku menyerahkan kendali data secara penuh pada pengguna.

Mereka juga mengklaim World atau pihak kontributor seperti Tools for Humanity tidak dapat mengakses data tersebut.

"Informasi ini tidak dapat diakses oleh World maupun pihak kontributor seperti Tools for Humanity," kata mereka dalam sebuah keterangan, Senin (5/5).

Selain mengklaim tak ada eksploitasi data, mereka juga menyebut pihaknya akan berkomunikasi dengan pemerintah terkait pembekuan izin yang terjadi.

"World telah menghentikan sementara layanan verifikasi di Indonesia secara sukarela dan saat ini tengah mencari kejelasan terkait persyaratan izin dan lisensi yang relevan," tulis Tools for Humanity.

"Kami berharap dapat terus melanjutkan dialog konstruktif dan suportif yang telah terjalin selama setahun terakhir dengan pihak pemerintah terkait. Jika terdapat kekurangan atau kesalahpahaman terkait perizinan kami, kami tentu akan menindaklanjutinya," imbuhnya.

Perusahaan ini menyebut teknologi baru sering dipandang skeptis dan dibayangi kekhawatiran sebelum akhirnya diterima oleh semua pihak.

Mereka menyinggung hal serupa terjadi pada produk seperti ponsel, mobil, dan komputer saat pertama kali dikenalkan, seraya menyebut "seiring waktu, terbukti membawa manfaat besar bagi masyarakat."

(lom/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |