CNN Indonesia
Selasa, 06 Mei 2025 10:46 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Harga minyak mentah dunia cenderung stabil pada perdagangan Selasa (6/5), setelah sempat turun ke level terendah dalam empat tahun pada sesi sebelumnya.
Kemarin, harga minyak merosot dipicu oleh keputusan OPEC+ untuk mempercepat kenaikan produksi. Langkah negara-negara penghasil minyak ini memicu kekhawatiran akan kelebihan pasokan, terlebih di tengah-tengah kebijakan tarif AS yang dikhawatirkan menggerus permintaan minyak dunia.
Mengutip Reuters, kontrak berjangka minyak Brent naik tipis 10 sen menjadi US$60,33 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik 10 sen menjadi US$57,23 per barel. Kedua patokan tersebut sebelumnya ditutup di level terendah sejak Februari 2021 pada hari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Sabtu kemarin, OPEC+ sepakat untuk lebih mempercepat kenaikan produksi minyak untuk bulan kedua berturut-turut, dengan menambah produksi pada Juni sebesar 411 ribu barel per hari (bpd).
Kenaikan produksi oleh delapan negara anggota OPEC+ ini, termasuk sekutu seperti Rusia, akan membuat total kenaikan produksi untuk April, Mei, dan Juni menjadi 960 ribu bpd. Angka ini setara dengan 44 persen dari total pengurangan produksi 2,2 juta bpd yang disepakati sejak 2022.
Sementara itu, produsen minyak serpih AS, Diamondback Energy, mengurangi proyeksi produksinya untuk 2025 pada Senin (5/5), dan menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global dan peningkatan pasokan OPEC+ telah membawa produksi minyak Negeri Paman Sam ke titik kritis.
Di sisi lain, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent mengatakan kebijakan tarif, pemotongan pajak, dan deregulasi Presiden Donald Trump akan dirumuskan untuk mendorong investasi jangka panjang di ekonomi AS.
Selain itu, Bessent menekankan pasar keuangan akan mampu bertahan dari gejolak ekonomi jangka pendek.
The Federal Reserve AS kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga acuan pada pengumuman Rabu (7/5) besok, seiring dengan ketidakpastian yang ditimbulkan oleh tarif perdagangan.
(ldy/pta)