Jakarta, CNN Indonesia --
Kanker kolorektal belakangan ini banyak diidap kelompok milenial dan gen Z di Singapura. Pada pasien kanker kolorektal usia muda gejala umum yang ditemukan meliputi darah dalam tinja, nyeri perut, dan perubahan kebiasaan buang air besar.
Dawn Chong, yang merupakan konsultan senior di divisi onkologi medis salah satu klinik Singapura, membeberkan pasien muda kerap terlambat terdiagnosis kanker kolorektal. Mereka tidak menyadari hingga sudah di stadium lanjut.
Salah satu warga Singapura berusia 45 tahun yang didiagnosis kanker kolorektal adalah Tan. Ketika menyadari ada darah dalam tinja, dia menganggapnya sebagai gejala wasir,di mana dia punya riwayat penyakit tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tan baru menemui dokter umum setelah dua sampai tiga bulan, yang juga meresepkan obat wasit kepadanya. Pengobatan itu awalnya tampak sukses, tapi pendarahan kembali terjadi usai sepekan berlalu.
Dia kemudian menemui dokter spesialis setelah beberapa kali ke dokter umum dan tidak ada perbaikan. Kolonoskopi menunjukkan ada tumor di rektum Tan.
Dia harus menjalani operasi pengangkatan tumor untuk mengobati kanker tersebut. Tan, yang telah berkeluarga dengan seorang putra itu kini menyarankan orang-orang untuk tidak mengabaikan gejala. "Saya mengabaikan gejala darah dalam tinja," kata Tan, seperti dilansir Straits Times.
Tan juga mendorong mereka yang ragu membicarakan masalah kesehatan dengan keluarga dan teman untuk mencari informasi dari sumber yang dapat dipercaya, dan berkonsultasi dengan dokter.
Konsultan di departemen bedah kolorektal Singapore General Hospital, dr Lionel Chen, mengatakan kasus yang melonjak di usia muda menandakan perlunya skrining lebih awal, terutama mereka yang punya risiko genetik kanker di keluarga.
Kewajiban skrining saat ini masih fokus pada warga usia di atas 50 tahun, walaupun terjadi kenaikan pasien usia di bawah 50 tahun, tapi tetap kasus di usia lanjut lebih tinggi.
"Insiden kanker kolorektal di Singapura di kalangan orang dewasa muda tidak setinggi mereka yang berusia di atas 50 tahun, dan efektivitas biaya untuk menurunkan usia pemeriksaan kolorektal harus dipertimbangkan karena dapat menambah biaya yang besar bagi sistem perawatan kesehatan," jelas Lionel Chen.
Para ahli menyarankan untuk menerapkan gaya hidup sehat demi mengurangi risiko kanker kolorektal yakni dengan mengonsumsi makanan seimbang yang kaya buah, sayur, dan biji-bijian utuh, serta berolahraga secara teratur.
Asupan daging merah dan olahan juga mesti dibatasi serta hindari konsumsi alkohol berlebihan, jangan merokok, dan jaga berat badan yang sehat.
"Apabila punya riwayat keluarga kanker kolorektal, pertimbangkan mendiskusikan pilihan pemeriksaan lebih awal dengan dokter Anda," saran dr Chen.
"Pola makan yang banyak mengandung daging olahan dan daging merah, yang semakin umum di Asia karena urbanisasi dan pengaruh Barat, meningkatkan risiko," tambahnya.
(wiw)