Kementerian PU | CNN Indonesia
Senin, 15 Sep 2025 17:08 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bergerak cepat merespons banjir besar yang melanda Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bencana terjadi pada Senin (8/9) sekitar pukul 18.30 WITA setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak Minggu, 7 September 2025.
Sejumlah desa terdampak antara lain Desa Lokalaba, Sawu, Lodaolo, Woewolo, dan Ua. Musibah ini menelan korban jiwa tiga orang, satu orang luka-luka, serta empat orang masih hilang.
Banjir juga merusak infrastruktur, empat rumah hanyut, dua jembatan di Desa Sawu dan satu jembatan di Desa Ua rusak, sementara longsor memutus akses jalan di tiga titik Desa Lodaolo dan Kampung Mabha Bhoma. Bendung DI Malasawu dan DI Lokalabo pun dilaporkan rusak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan, meski kerusakan jalan dan jembatan merupakan aset Pemerintah Provinsi, Kementerian PU tetap turun tangan dalam melakukan penanganan untuk mempersingkat masa tanggap darurat.
"Semua alat berat dan tim sudah kita kerahkan di NTT. Bahkan kepala balai yang seharusnya hari ini ikut rapat dengar pendapat dengan DPR RI semalam saya minta kembali ke NTT untuk langsung mengawasi timnya supaya proses tanggap darurat lebih cepat," kata Dody dalam keterangannya dikutip Senin (15/9).
Kementerian PU melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Nusa Tenggara II terus berkoordinasi dengan TNI-Polri, Pemerintah Daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagekeo.
Koordinasi ini bertujuan untuk melakukan evakuasi dan penanganan darurat di lokasi terdampak, pembersihan material banjir untuk membuka akses jalan dan koordinasi penanganan jangka panjang melalui normalisasi sungai dan mitigasi di daerah rawan.
Selain itu, Kementerian PU juga menyiagakan personil dalam tim reaksi cepat tanggap bencana di lokasi bencana untuk melakukan monitoring kondisi terkini, identifikasi data dan analisis terhadap dampak yang ditimbulkan dan penanganannya.
Selain itu juga untuk inventarisasi tempat kejadian banjir terkait lokasi dan kondisi sarana prasarana yang terdampak bencana dan menyiapkan alat berat dan bahan lain bilamana dibutuhkan.
Berdasarkan hasil pantauan BBWS Nusa Tenggara II pada 10 September 2025, air banjir yang menggenang di Kabupaten Nagekeo sudah mulai surut.
(inh)