Langka, Suriah Tangkap 2 Pemimpin Jihad Islam Palestina

3 hours ago 3

CNN Indonesia

Kamis, 24 Apr 2025 09:43 WIB

Dua pemimpin milisi Jihad Islam Palestina ditangkap di Suriah, sudah ditahan selama lima hari. Ilustrasi. Dua pemimpin Jihad Islam Palestina ditangkap di Suriah. Foto: REUTERS/KARAM AL-MASRI

Jakarta, CNN Indonesia --

Pihak berwenang Suriah menangkap dua pemimpin milisi Jihad Islam Palestina. Ini menjadi momen langka dan tanda pergeseran aliansi di Timur Tengah.

Dalam rilis resmi pada Selasa (22/4), Jihad Islam Palestina menyatakan pemimpin mereka di Suriah Khaled Khaled dan kepala komite Yasser Al Zafari berada dalam tahanan di negara itu selama lima hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayap militer JIP, Brigade Al Quds, juga mengonfirmasi penangkapan dan menyerukan pemerintah Suriah untuk membebaskan mereka.

Sejumlah sumber mengatakan penangkapan ini terjadi sebagai bagian operasi keamanan dan tidak ada tuduhan politik, demikian dikutip New Arab.

Penangkapan terjadi tak lama usai Presiden Palestina Mahmoud Abbas berkunjung ke Suriah. Ia bertemu Presiden Ahmed Al Shara yang sebelumnya memimpin pemberontakan untuk menggulingkan Bashar Al Assad.

Dalam pertemuan itu, Abbas mengangkat sejumlah isu seperti hubungan bilateral, kondisi warga Palestina di Suriah, dan rekonstruksi kamp Yarmouk.

Penangkapan ini merupakan kali pertama yang melibatkan pemimpin milisi Palestina. Di negara itu ada 13 faksi Palestina yang beroperasi.

Penangkapan tersebut juga menjadi tanda perubahan besar bagi Suriah.

Di pemerintahan Assad, Suriah bersekutu erat dengan Iran dan secara historis berfungsi sebagai pangkalan operasi penting bagi beberapa milisi Palestina.

Namun, sejak Assad digulingkan pada Desember, penguasa baru Suriah Al Shara berupaya menegaskan kembali kendali atas jaringan kompleks kelompok bersenjata yang beroperasi di sana.

Dia juga tampak menjauhkan diri dari Iran dan sekutunya.

Selain itu, salah satu permintaan pertama Al Shara yakni Amerika Serikat melonggarkan Sanksi sehingga mereka bisa mulai merekonstruksi Suriah pasca konflik.

Dua sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan pemerintahan Presiden Donald Trump mengeluarkan syarat bagi penguasa baru Suriah sebagai imbalan atas pelonggaran sanksi terbatas.

Syarat itu termasuk menindak kelompok ekstremis, demikian dikutip New York Times.

(isa/dna)

Read Entire Article
Entertainment |