Jakarta, CNN Indonesia --
Saat dalam perjalanan, jet lag sering kali menjadi gangguan. Gara-gara jet lag, kegiatan selama di tempat tujuan bisa tertunda akibat rusaknya jam tidur
Bahkan menurut data Google Trends, dalam sebulan terakhir setidaknya sebesar 99 persen orang mencari 'bagaimana cara menghindari jet lag?'. Kesimpulannya, jet lag ini menjadi keresahan bagi wisatawan karena khawatir akan mengganggu liburannya.
Untungnya, pakar di Go2Africa mengungkapkan bahwa jet lag dapat dihindari dengan cara yang mudah, yaitu dengan memilih waktu penerbangan yang ideal, seperti dilansir dari Mirror.
Waktu penerbangan yang paling direkomendasikan adalah di antara pukul 2-5 siang waktu setempat. Di waktu tersebut, kemungkinan tubuh penumpang masih dalam kondisi optimal saat mendarat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, karena rentang waktu penerbangannya masih siang hingga sore, penumpang bisa tetap terbangun (tidak tidur selama penerbangan). Otomatis jam tidur tetap sinkron dan tidak terganggu sampai mendarat di tempat tujuan.
Waktu kedatangan yang ideal memungkinkan tubuh menerima paparan sinar yang cukup, sehingga ritme sirkadian (jam tubuh internal yang juga mengatur kapan tubuh mengantuk dan terjaga) bisa menyesuaikan diri melalui cahaya tersebut.
Sebaliknya, jika ada pergeseran zona waktu secara tiba-tiba, bisa membuat ritme sirkadian jadi tidak selaras dan memicu jet lag.
"Cahaya adalah sinyal terkuat bagi tubuh yang perlu diatur ulang. Paparan strategis dan penghindaran cahaya bisa mengubah fase sirkadian Anda, serta meningkatkan pengaturan ulang jam tubuh internal Anda," jelas para ahli.
Oleh sebab itu, para ahli pun sepakat kalau waktu kedatangan di tujuan antara jam dua siang hingga lima sore adalah waktu yang paling ideal, karena tubuh memiliki waktu yang cukup untuk mengatur ulang jam tubuh tanpa harus kesulitan begadang atau melewatkan tidur di malam harinya.
Namun, bagaimana jika waktu kedatangannya di luar jam yang ideal tersebut? Ada cara lain untuk menyiasatinya.
Jika ingin mencegah jet lag, bisa beradaptasi dengan mengubah pola tidur setidaknya tiga hari sebelum waktu bepergian. Memajukan waktu tidur 30 sampai 60 menit lebih awal setiap malam, dengan begitu tubuh bisa mengatur ulang jadwal tidur secara alami.
Cara lainnya, saat tiba di tempat tujuan, secepat mungkin saat turun pesawat, tubuh langsung mendapat paparan cahaya matahari selama masih memungkinkan. Namun jika mendarat malam hari, hindari tubuh terkena paparan sinar ponsel sejak satu hingga dua jam sebelum waktu tidur.
Saran tambahan, selama hari pertama di tempat tujuan, akan lebih baik jika melakukan sinkronisasi tubuh, dalam hal ini termasuk makanan, waktu bangun tidur, dan jadwal tidur dengan zona waktu setempat. Ritme pencernaan tubuh ternyata juga berpengaruh dalam sistem sirkadian tubuh.
(ana/wiw)






























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5246935/original/037886700_1749495798-063_2211629707.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5354665/original/013548500_1758261702-IMG-20250919-WA0005.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5273468/original/039341400_1751624719-ClipDown.com_510960588_17904224745194387_1578158069668546407_n.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5354825/original/018518100_1758265848-pongki_barata_csm_3.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5303701/original/026205700_1754120479-Foto_7._Rosie_Pop-Up_Jakarta_-_Gandaria_City_Mall.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5326205/original/048148200_1756092105-IMG-20250825-WA0011.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5316299/original/029464000_1755231410-OFFICIAL_POSTER_-_FEED.jpg)