Pencarian Korban Banjir NTT Ditutup, Tiga Korban Masih Hilang

2 hours ago 2

Kupang, CNN Indonesia --

Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) korban banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), resmi ditutup pada Senin (15/9) pukul 15.00 WITA.

"Tim SAR gabungan telah bekerja keras, mengerahkan alat berat seperti ekskavator dan anjing pelacak lokal. Namun hingga hari ketujuh, tidak ditemukan lagi tanda-tanda korban. Operasi pencarian dinyatakan ditutup," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Maumere, Fathur Rahman, melalui keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (15/9).

Meski begitu, ia menegaskan bahwa pencarian dapat dibuka kembali jika di kemudian hari ditemukan tanda-tanda keberadaan korban.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fathur, yang juga bertindak sebagai SAR Mission Coordinator (SMC), menyebut masih ada tiga orang korban yang dinyatakan hilang. Sementara, lima orang lainnya telah ditemukan meninggal dunia.

Tiga korban yang masih belum ditemukan yakni Mariano Tom Busa Jago (29), Sebastiana So'o alias Estin So'o (42) dan anak perempuannya yang masih berusia enam bulan bernama Desiderius Geraldi.

Sebelumnya, jumlah korban hilang tercatat empat orang. Namun, pada hari ketiga pencarian, Kamis (11/9), tim SAR berhasil menemukan satu korban dalam kondisi meninggal dunia, yakni bayi berusia 13 bulan bernama Achiles Agustinus Busa Jago.

"Jumlah korban hilang kini tersisa tiga orang, setelah Achiles ditemukan dalam kondisi meninggal pada 11 September," ungkap Fathur.

Ia juga menyampaikan duka cita kepada keluarga korban dan apresiasi kepada seluruh unsur tim SAR gabungan.

"Kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh Tim SAR Gabungan atas waktu dan tenaganya dapat melancarkan jalannya proses pencarian, dan kepada keluarga yang ditinggalkan kami turut berbela sungkawa sedalam-dalamnya." jelasnya.

Bencana banjir bandang dan longsor di Kecamatan Mauponggo terjadi pada Selasa (9/9) pukul 02.00 WITA. Peristiwa itu menyebabkan lima orang meninggal dan tiga lainnya masih hilang.

Identitas lima korban meninggal yakni Remigius Sopi Bela (35), Fancelina Meli Boa (60), dan Kinan Nua (6 bulan) yang ditemukan meninggal pada Senin (8/9). Kemudian Agustinus Lena ditemukan meninggal pada Rabu (10/9), dan Achiles Agustinus Busa Jago (13 bln) yang ditemukan Kamis (11/9).

Bencana tersebut juga telah mengakibatkan sejumlah ruas jalan dari Kecamatan Boawae ke Kecamatan Mauponggo rusak total, beberapa jembatan terputus, jaringan listrik dan komunikasi juga terputus.

Merujuk data Kecamatan Mauponggo, dampak banjir bandang dan tanah longsor itu, sebanyak 37 kepala keluarga (KK) di Kecamatan Mauponggo harus mengungsi ke rumah kerabat karena rumah mereka mengalami kerusakan parah.

Berikut data lengkap dampak bencana banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, NTT:

1. Pengunsi: 37 Kepala Keluarga
2. Rumah terdampak: 37 unit
‎3. Lahan terdampak: 66 bidang lahan, terdiri dari sawah dan kebun
‎4. Fasilitas umum terdampak:

‎a) Akses jalan: 16 ruas jalan dan jembatan.
b) Jembatan: 6 unit jembatan putus total dan rusak berat
c) Jaringan listrik padam
d) Jaringan Air bersih: seluruh desa dalam Kecamatan Mauponggo terputus.
e) Irigasi: 5 titik irigasi rusak total

5. Jumlah desa terdampak: 13 desa
6. Para korban yang terdampak bencana mengungsi di rumah rumah warga/rumah keluarga masing-masing

Bantuan kemanusiaan

Sementara itu, pada Senin (15/9) Polri memberangkatkan tim misi kemanusiaan untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana alam banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, NTT.

Selain bantuan personil, juga bantuan 1.008 paket makanan siap saji, 100 kasur busa, 154 selimut, 50 unit lampu solar cell, serta 5 unit genset berkapasitas 20 Kva. Bantuan ini nantinya akan didistribukan oleh Polda NTT ke masyarakat terdampak. Bantuan tersebut diberangkatkan dengan Pesawat Polri CN295

Bantuan juga diberangkatkan melalui jalur laut menggunakan KP. IBIS - 6001 yang bertolak dari Pelabuhan Marina, Labuan Bajo, menuju Pelabuhan Marapokot, Kabupaten Nagekeo, pada Senin (15/9) pukul 17.00 WITA.

Bantuan yang dibawa melalui jalur laut terdiri dari empat 4 unit genset berkapasitas 10.000 watt, satu unit genset berkapasitas 9.000 watt, 150 kardus air mineral, 500 meter kabel listrik, dan 50 buah lampu penerangan.

Selain logistik dan sarana listrik darurat, Polri juga menyiapkan obat-obatan dan Bahan Habis Pakai (BHP) untuk mendukung kebutuhan kesehatan warga terdampak bencana.

Kakorbinmas Baharkam Polri Irjen. Pol. Edy Murbowo, dalam keterangannya, mengatakan misi kemanusiaan merupakan kepedulian Polri terhadap masyarakat.

"Mudah-mudahan apa yang Polri bawa ini dapat meringankan beban hidup saudara-saudara kita yang terdampak bencana. Kami juga memastikan anggota Polri yang terdampak mendapatkan bantuan agar bisa kembali bertugas dengan baik melayani masyarakat," ujar Edy.

Ia menambahkan, bantuan yang dikirimkan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan mendesak warga, khususnya akses listrik, air bersih, logistik harian, serta layanan kesehatan darurat.

(eli/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |