Bogor, CNN Indonesia --
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa meyakini Indonesia akan cerah pada 2026 mendatang. Bahkan ia yakin ekonomi Indonesia bisa melesat ke level 6 persen.
Ini menyusul guyuran likuiditas Rp200 triliun kepada lima bank BUMN. Gelontoran uang nganggur pemerintah ke sistem diklaim menambah base money alias uang beredar di masyarakat, yang akhirnya menggerakkan perekonomian.
Purbaya juga masih punya satu mesin lain, yakni penyerapan anggaran yang lebih cepat. Kombinasi tersebut diklaim bisa membawa ekonomi Indonesia tumbuh 5,5 persen secara year on year (yoy) di 2025, kemudian lebih tinggi lagi pada tahun berikutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ke depan, saya rasa akan lebih cepat lagi karena saya akan monitor terus uang di sistem seperti apa, belanja di sistem seperti apa, dan kita juga akan debottlenecking seluruh hambatan-hambatan yang ada di perekonomian. (Tahun) 2026 pasti akan lebih cerah dibandingkan dengan 2025," jelasnya via Zoom saat mengisi Media Gathering Kemenkeu 2025 di Novotel Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/10).
Sang Bendahara Negara menuturkan sebenarnya kebijakan penempatan dana Rp200 triliun yang dilakukannya bukan hal spesial. Purbaya menegaskan langkah tersebut merupakan cash management. Itu ditempuh dengan memindahkan saldo anggaran lebih (SAL) yang selama ini disimpan di Bank Indonesia (BI).
Namun, ia menekankan cash management harus dilakukan tanpa mengganggu sistem finansial di Indonesia. Anak buah Presiden Prabowo Subianto itu menjamin bakal melakukannya secara hati-hati agar perekonomian tidak terhenti lagi, seperti sebelum-sebelumnya.
Purbaya juga berjanji bakal disiplin menjalankan kebijakan fiskal yang telah dibuat. Lalu, dibarengi dengan mempercepat penyerapan anggaran dan mewaspadai kebocoran di sejumlah titik.
"Tetap saya monitor, nanti pertengahan tahun (2026) sudah kelihatan tuh mana (program) yang bisa jalan, mana yang enggak. Saya akan ambil (anggaran program) yang enggak bisa jalan, saya akan distribusikan ke program-program yang lebih siap. Jadi, sama approach-nya, efisiensi anggaran. Bukan dengan motong, tapi dengan belanja tepat waktu, tepat sasaran, dan gak ada kebocoran," jelasnya.
"Harapan saya dengan seperti itu, sektor pemerintah bisa dorong ekonomi dan swasta juga bisa dorong ekonomi pada saat yang bersamaan karena uang di sistem perekonomian cukup. Kalau itu sih seharusnya untuk 6 persen gak terlalu sulit, untuk pertumbuhan ekonomi 6 persen (di 2026)," ucap Purbaya optimistis.
Berdasarkan proyeksi Direktorat Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan, pertumbuhan Indonesia akan tembus 5,2 persen year on year (yoy) di 2025. Sedangkan UU APBN 2026 menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan mencapai 5,4 persen secara tahunan.
(skt/agt)