CNN Indonesia
Kamis, 03 Jul 2025 17:30 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Raja Thailand Maha Vajiralongkorn melantik kabinet baru setelah reshuffle pada Kamis (3/7) menyusul pencabutan wewenang Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra imbas skandal telepon bocor.
Setelah Mahkamah Konstitusi mencabut kewenangan Paetongtarn sebagai PM, kepemimpinan bergulir ke Wakil perdana Menteri Suriya Jungrungreangkit. Dia juga yang memimpin reshuffle ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sumpah baru anggota kabinet, mantan menteri pertahanan Phumtham Wechayachai menjadi menteri dalam negeri dan wakil perdana menteri. Dengan demikian, dia menjadi Pelaksana tugas (Plt) perdana menteri selama Paetongtarn dinonaktifkan sementara.
Dalam rilis resmi pemerintah Thailand menyatakan mereka sepakat dengan pengangkatan Phumtham jadi Plt perdana menteri.
Phumtham dianggap sebagai letnan setia bagi Paetongtarn. Ia juga sempat mendapat julukan kawan besar atau big comrades karena keterlibatan dalam gerakan pemuda sayap kiri pada 1970-an.
Kekosongan kekuasaan di Thailand terjadi setelah Mahkamah Konstitusi menskors Paetongtarn dari wewenang dia sebagai PM imbas skandal telepon.
Pada Juni lalu, Paetongtarn berbincang dengan eks PM Kamboja Hun Sen via telepon. Mereka membahas perbatasan Thailand-Kamboja yang tegang dalam beberapa waktu terakhir.
Paetongtarn juga bercerita dia menghadapi tekanan dalam negeri dan meminta Hun Sen untuk tak mendengar pihak lain di Thailand.
PM itu merujuk ke komandan tentara Thailand di timur laut sebagai lawan. Angkatan Bersenjata Thailand telah lama memainkan peran kuat dalam politik kerajaan. Para politisi biasanya berhati-hati agar tak membuat mereka kesal.
Percakapan Paetongtarn dan Hun Sen kemudian bocor ke publik hingga menuai reaksi keras dari berbagai kalangan. Sejak saat itu, desakan anak Thaksin Shinawatra untuk mundur dari kursi perdana menteri pun menggema.
(isa/bac)