Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden AS Donald Trump mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setuju untuk mendukung proposal perdamaian Gaza yang disponsori Amerika untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir dua tahun di sana.
Trump mengatakan mereka "sangat dekat" untuk mencapai kesepakatan damai yang sulit dicapai dan ia berharap militan Hamas juga akan menerimanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proposal itu, kata Trump, termasuk realisasi gencatan senjata dan pembebasan sandera yang ditahan Hamas. Hal itu disampaikan dalam konferensi pers setelah Trump dan Netanyahu bertemu di Gedung Putih, Senin (29/9).
"Saya juga ingin berterima kasih kepada Perdana Menteri Netanyahu karena telah menyetujui rencana tersebut dan karena percaya bahwa jika kita bekerja sama, kita dapat mengakhiri kematian dan kehancuran yang telah kita saksikan selama bertahun-tahun, puluhan tahun, bahkan berabad-abad, dan memulai babak baru keamanan, perdamaian, dan kemakmuran bagi seluruh kawasan," kata Trump.
Gedung Putih mendetailkan rencana 20 poin Trump yang menyerukan gencatan senjata, pertukaran sandera yang ditahan oleh Hamas dengan tahanan Palestina yang ditahan Israel.
Proposal itu juga berisikan penarikan pasukan Israel secara bertahap dari wilayah kantong Palestina, pelucutan senjata Hamas, dan pemerintahan transisi yang dipimpin oleh badan internasional.
Dalam kunjungan keempat Netanyahu ke Gedung Putih sejak Trump kembali menjabat pada Januari 2025, pemimpin sayap kanan Israel itu ingin memperkuat hubungan terpenting negaranya setelah sejumlah pemimpin Barat secara resmi menerima status negara Palestina pekan lalu.
Trump, seperti diberitakan Reuters pada Senin (29/9), mengupayakan persetujuan Netanyahu meskipun Israel memiliki keraguan terhadap beberapa bagian dari rencana tersebut.
Hal tersebut menandai peningkatan upaya diplomatik dari presiden AS yang selama kampanye presiden 2024 berjanji segera mengakhiri konflik.
Sejak saat itu, Trump berulang kali mengklaim bahwa kesepakatan damai sudah dekat, namun gagal terwujud.
Ketidakhadiran Hamas dalam negosiasi telah menimbulkan pertanyaan tentang prospek inisiatif terbaru ini.
Washington mempresentasikan rencana perdamaiannya kepada negara-negara Arab dan Muslim di sela-sela Sidang Umum PBB pekan lalu, dan tujuan utama Trump adalah mencoba menutup celah yang tersisa dengan Netanyahu pada 29 September.
Namun, perundingan Gedung Putih berlangsung pada hari yang sama ketika tank-tank Israel semakin masuk ke jantung Kota Gaza.
Israel telah melancarkan salah satu serangan terbesarnya dalam perang ini bulan ini, dengan Netanyahu mengatakan akan memusnahkan Hamas di benteng terakhirnya. Gempuran Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang besar.
Upaya gencatan senjata yang didukung AS sebelumnya telah gagal karena kegagalan menjembatani kesenjangan antara Israel dan Hamas, dan Netanyahu telah berjanji untuk terus menyerang sampai Hamas benar-benar dibubarkan.
(reuters/chri)