Sering Dicap 'Pembunuh' Obrolan, Apa itu Dry Text?

4 hours ago 1
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Respons singkat, emoji atau sekadar 'Hahaha' kadang bikin obrolan via pesan teks terasa 'kering' dan kurang mengalir. Respons seperti ini kerap disebut dry text. Apa itu dry text?

Berikirim pesan via teks memang sangat bergantung pada penggunaan kata dan emoji. Anda tentu familiar dengan respons-respons pesan yang sangat singkat bahkan hanya berupa secuil emoji atau stiker.

Kesal? Tidak nyaman? Tentu saja! Mungkin Anda sudah mengirim pesan sepanjang satu sampai dua kalimat tapi balasannya hanya satu kata. Respons seperti ini dikenal dengan istilah dry text. Dry text seolah menyiratkan bahwa lawan bicara merasa bosan dan kurang berminat mengobrol. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa itu dry text?

Dry text atau pesan teks 'kering' pada dasarnya mengacu pada saat berkirim pesan teks lalu tiba-tiba obrolan jadi membosankan atau 'mengering'. Padahal percakapan seharusnya menarik dan menyenangkan yang mana diusahakan oleh kedua belah pihak.

Begitu salah satu pihak responsnya berubah misal, menanggapi dengan satu kata, reaksi berupa acungan jempol, bisa dikatakan percakapan menjadi 'kering'.

"Ini mungkin terlihat seperti salah satu pihak dalam percakapan teks menjadi lebih lambat dalam merespons dan tampak kurang terlibat," kata Briana Paruolo, konselor kesehatan mental dan pendiri On Par Therapy NYC mengutip dari Well and Good.

Contoh dry text

Akui saja bahwa suasana percakapan langsung berubah ketika lawan bicara mengirim dry text. Anda masih ingin mengobrol tapi dry text membuat percakapan 'mengering' dan tak lagi menyenangkan. Berikut beberapa contoh dry text.

1. Balasan singkat

Tanggapan singkat seperti 'Ya', 'Iya', 'Ok', 'Ngga' termasuk dalam dry text. Padahal sebelumnya Anda mengirimkan pesan yang lumayan panjang. Tanggapan seperti ini tak pelak bikin kesal dan ada kesan lawan bicara segera ingin mengakhiri percakapan.

2. Respons berupa emoji

Memilih Emoji, Tanda Baca, Stiker dengan Bijak/ Foto: Freepik.com/rawpixel.comIlustrasi. Merespons pesan teks hanya dengan emoji bisa dikategorikan sebagai dry text. (Justina Nur)

Emoji atau simbol-simbol emosi pada layanan pesan teks bertujuan membuat percakapan semakin hidup. Teks tidak bisa menyampaikan suara, ekspresi lawan bicara sehingga emoji diharapkan mampu mewakili.

Hanya saja saat obrolan ditanggapi hanya dengan emoji misal, emoji senyum, jempol tangan tanpa kalimat lain, ini jelas dry text.

3. Reaksi seadanya

Pernah mengirimkan meme atau video lucu tapi tanggapannya seadanya? Respons seperti ini juga masuk kategori dry text.

Dalam budaya berkirim pesan di Indonesia, tanggapan seadanya ini misalnya, 'Wkwkwkwk', 'Hahaha', 'Hehe', atau 'Oh gitu', tanpa diikuti respons lain.

4. 'Menyukai' teks Anda

Aplikasi berkirim pesan kini menyediakan fitur 'Like' atau menyematkan emoji pada balon pesan. Anda tidak perlu repot-repot mencari emoji di kolom 'Reply'. Balon pesan cukup ditahan atau diketuk dua kali sehingga muncul respons 'Like'. Respons seperti ini bisa digolongkan dry text.

Kenapa merespons dengan dry text?

Berikut beberapa alasan orang memilih merespons obrolan dengan dry text.

1. Mungkin mereka sibuk

Selalu ada kemungkinan bahwa orang yang sedang diajak bicara itu sibuk. Alhasil mereka tidak sempat menambahkan lebih banyak nuansa pada teks.

Mereka bisa jadi tidak sadar bahwa pesan yang dikirimkan bisa dilihat sebagai pesan tanpa emosi atau robotik.

2. Kecemasan sosial

4 Zodiak yang Paling Mungkin Putus Lewat Pesan Teks/freepik.comIlustrasi. Respons berupa dry text biasanya dilontarkan oleh orang yang mengalami kesulitan berkomunikasi via teks. (detik)

Ada kemungkinan lawan bicara mengalami kesulitan berkomunikasi lewat pesan teks sehingga lebih merasa nyaman dengan respons singkat.

"Orang yang tidak suka mengirim pesan teks mungkin menderita kecemasan sosial dan mengalami kesulitan mengkomunikasikan pikiran dan perasaan mereka melalui tulisan," kata psikoterapis Anita Astley.

3. Sengaja menjauh

Pesan singkat atau terkesan tidak niat bisa jadi cermin dari cara pandang lawan bicara terhadap hubungan Anda berdua. Ada pesan-pesan singkat yang tidak lagi jatuh pada dry text tapi sudah termasuk tidak sopan seperti, 'K' yang berarti 'oke', atau 'Y' yang berarti 'ya'. Nyaris tidak ada upaya dalam mengirim secuil huruf ini.

"Itu bisa jadi cara mereka menjauhkan diri dari Anda dengan menyabotase komunikasi yang berhasil," kata Astley.

Pesan singkat dan tidak sopan biasanya mengarah ke perilaku pasif-agresif. Ketimbang memberitahu Anda bahwa mereka tidak tertarik, mereka mengungkapkan rasa tidak suka dan kekesalan dengan dry text.

Tips menghadapi dry text

Dry text memang bisa 'membunuh' suatu percakapan. Ketika Anda sudah tidak ada 'mood' untuk mengobrol gara-gara dry text, Anda sebenarnya bisa saja mengakhiri obrolan dengan 'Okay, have a great day', atau merespons kembali apa yang sempat lawan bicara sampaikan misal, 'Sekali lagi, makasih sarannya'.

Akan tetapi jika Anda masih ingin mengobrol, tips-tips berikut bisa dicoba.

1. Cari topik baru

Dry text bisa jadi akibat lawan bicara kurang tertarik dengan topik obrolan sehingga Anda perlu beralih ke topik obrolan baru. Anda bisa memulai dengan menceritakan apa yang terjadi hari ini dan dilanjutkan dengan melontarkan pertanyaan.

"Katanya Aries hari ini harus banyak sabar. By the way, apa zodiak kamu?"

"Habis film 'Conclave' tayang, eh ada konklaf beneran. Kamu udah nonton?"

2. Bahas hobi atau 'anabul'

Ilustrasi anak dan hewan peliharaanIlustrasi. Bahasan tentang hewan peliharaan biasanya mampu menghidupkan suasana obrolan dan terhindar dari dry text. (Freepik/freepik)

Kalau Anda tahu apa yang mereka suka atau mungkin mereka punya hewan peliharaan, topik-topik ini bisa diangkat ke dalam obrolan. Biasanya topik ini mampu membuat obrolan 'hidup' kembali.

"Sempat ke pameran lukisan di Monas? Menurut kamu karya siapa yang paling menarik?"

"Titip salam ya buat Rocky. Dia lagi apa? Jangan bilang molor di kandang!"

3. Ajukan pertanyaan terbuka

Kadang dry text muncul karena Anda yang memulai. Pertanyaan dengan jawaban ya-tidak rentan memicu dry text. Oleh karenanya, coba ajukan pertanyaan dengan jawaban terbuka.

"Apa gosip paling aneh yang kamu denger soal dirimu?"

"Dari sekian banyak konser, konser siapa yang menurut susah dilupain?"

4. Sedikit bumbu 'sarkas'

Sarkas atau sarkasme di sini digunakan untuk menyampaikan bahwa Anda merasakan perubahan suasana obrolan. Pun Anda bermaksud bercanda agar suasana obrolan berubah lebih baik.

"Looks like your excitement has left the chat."

5. Gunakan humor

Bingung merespons dry text? Anda tidak sendirian. Salah satu caranya adalah dengan humor. Anda tahu bahwa lawan bicara kurang bersemangat dalam mengobrol tapi Anda tidak harus secara langsung menuding.

"Hope you're more energetic in person!"

(els/els)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |