Siswa SMP Grobogan Tewas Diduga Korban Bullying

4 hours ago 2
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Polisi masih melakukan penyelidikan terkait tewasnya siswa SMP di Grobogan, Jawa Tengah yang berinisial ABP usai diduga jadi korban bullying. Keluarganya menyebut ada sejumlah luka yang diderita korban. 

Luka di tubuh korban

Ayah ABP, Sawindra (38) mengungkap adanya sejumlah luka di tubuh anaknya. Sawindra pun menceritakan awal mula peristiwa ini diketahui keluarga. Kejadian ini didengar oleh neneknya dari anak tetangga yang bersekolah di tempat yang sama.

"Katanya ABP pingsan dibawa ke puskesmas. Kemudian si nenek langsung menghubungi kakek, dan kakek Angga menghubungi saya," kata Sawindra, mengutip detikcom Senin (13/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak keluarga yang ada di Grobogan bersama perangkat desa kemudian mendatangi korban yang sudah dirujuk ke RSUD Dr R Soejati S Grobogan. Mereka sempat mendapat penjelasan dari dokter bahwa ada sejumlah luka dan tulang yang patah.

"Katanya kepala bagian kanan dan kiri memar, kemudian bagian dada juga memar. Yang paling parah tulang bagian belakang di bawah otak katanya sudah patah, itu yang sangat fatal," ungkap Sawindra.

Dugaan Dikeroyok

Sawindra menduga ABP dikeroyok oleh siswa lain di sekolahnya.

"Yang saya dengar itu ABP sempat dibanting ke lantai, dijedotkan ke tembok, sampai dikeroyok teman-temannya di sekolah," ujar Sawindra.

Sering dibully

Perlakuan perundungan, kata Sawindra, bukan kali pertama diterima anaknya. Sawindra menceritakan, sebelumnya ABP juga pernah dikeroyok siswa di sekolahnya hingga enggan masuk sekolah.

"Dua bulan lalu juga seperti itu, dia dikeroyok, dipukuli. Awalnya dia nggak mau cerita, tapi setelah dibujuk sama neneknya akhirnya dia cerita. Sampai nggak masuk sehari," kata Sawindra.

Peristiwa perundungan pertama sudah dilaporkan sang nenek ke sekolahnya.

"Neneknya langsung datang ke sekolah, ke guru BK, bilang kalau ABP mengalami hal seperti itu. Kemudian disampaikan kalau masalah itu akan ditangani," beber Sawindra.

"Kemudian ngga ada pemanggilan siswa sama orang tuanya, seperti tidak ada apa-apa tapi akhirnya mereka berhenti, tidak melakukan itu lagi ke anak saya," tambahnya.

Diproses Hukum

Sawindra tak mengetahui perundungan kedua yang diduga merenggut nyawa ABP, apakah dilakukan oleh siswa yang sama atau berbeda. Saat ini pihak keluarga menuntut keadilan.

"Saya kurang tahu sama atau berbeda (siswa yang mengeroyok ABP), tapi yang jelas kami ingin kasus ini diungkap seterang-terangnya. Yang bersalah harus tetap dihukum," harap Sawindra.

Sekolah Buka Suara

Pihak sekolah buka suara terkait peristiwa ini. Kepala Sekolah, Sukatno, turut menyampaikan duka cita terhadap kejadian yang menimpa korban. Ia menyebut peristiwa ini telah ditangani pihak berwajib.

"Kami pihak sekolah sangat berduka cita atas peristiwa ini. Semuanya sudah ditangani dan prosesnya sudah di pihak yang berwajib," kata Sukatno saat ditemui detikJateng di sekolah, Senin (13/10).

Ia menyebut ada sejumlah guru dan murid yang diperiksa sebagai saksi di Polres Grobogan.

"Guru ada empat termasuk saya, siswanya ada lima. Diperiksa terpisah sendiri-sendiri," beber Sukatno.

"Saya juga ndak melihat anak-anak (siswa) diperiksa di mana. Mereka kan didampingi orang tuanya," tambah dia.

Korban 2 Kali Berkelahi

Polisi mengungkap bahwa korban sempat terlibat dua kali perkelahian sebelum meninggal. Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto, mengatakan korban berkelahi pada pagi dan siang hari. Perkelahian itu dilakukan dengan dua anak yang berbeda.

"Jadi pagi hari itu sempat korban ada perkelahian dengan satu anak. Lalu siangnya sebelum meninggal itu dengan satu anak yang lain," kata Artanto saat ditelepon wartawan, Senin (13/10).

Pada perkelahian kedua, korban disebut sempat jatuh dan kejang. Meski sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawanya tidak tertolong.

"Lalu korban jatuh terlentang. Dia setelah jatuh kejang-kejang lalu dibawa ke UKS, lalu ke rumah sakit. Tapi kemudian meninggal dunia," ungkap Artanto.

Artanto mengungkapkan saat ini polisi telah memeriksa beberapa saksi. Saat ini kasus masih didalami.

"Saksi yang sudah kami periksa, kepala sekolah, guru, dan anak berhadapan dengan hukum dua orang. Masih dalam pendalaman dan penyelidikan," terang Artanto.

Baca berita lengkapnya di sini.

(tim/dal)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |