Skincare Lokal Masih Jadi Andalan Muda-mudi RI, Produk Korea Kalah

10 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Produk skincare lokal ternyata masih jadi andalan masyarakat Indonesia di tengah gempuran tren K-beauty yang marak dalam beberapa tahun ke belakang.

Temuan ini disampaikan oleh Populix dalam laporan bertajuk "Millennials & Gen Z Report: Local vs. Global Skincare Trends and Market Shifts". Laporan dirilis pada Jumat (16/5).

Melalui survei yang dilakukan terhadap 1.100 responden dari kalangan milenial dan gen Z di seluruh Indonesia, Populix menemukan bahwa 87 persen anak muda masih menggunakan produk skincare lokal. Angka ini jauh melampaui pengguna produk asal Korea Selatan yakni sebanyak 31 persen, Jepang di angka 16 persen, dan negara-negara lain seperti Amerika, Prancis, dan Australia yang bahkan tak mencapai 6 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menariknya, meski produk lokal mendominasi lemari skincare mereka, mayoritas responden justru menobatkan Korea Selatan sebagai kiblat perawatan kulit. Sebanyak 72 persen responden menyebut Korea Selatan sebagai rujukan utama dalam hal tren, inovasi, dan teknologi perawatan kulit.

Sementara Indonesia hanya dipilih 27 persen yang juga diikuti Jepang sebanyak 23 persen.

Sementara urusan jenis skincare, cleanser masih jadi produk favorit dengan perolehan sebanyak 63 persen responden. Diikuti sunscreen atau tabir surya sebanyak 54 persen.

Moisturizer atau pelembab juga jadi skincare favorit sebesar 51 persen. Sementara sebanyak 33 persen memilih serum.

Mengapa produk luar masih jadi panutan?

Jawabannya ada pada persepsi. Banyak responden menganggap inovasi dan teknologi skincare luar, khususnya Korea Selatan, lebih maju. Hal ini terbukti dari 56 persen yang memilih hal tersebut.

Selain itu, sebanyak 48 persen responden juga melihat bahwa bahan baku yang digunakan dinilai lebih unggul.

Faktor lainnya termasuk pengaruh influencer dan beauty expert sebanyak 22 persen, kecocokan dengan jenis kulit sebanyak 14 persen, harga yang kompetitif sebanyak 11 persen, hingga kemasan yang menarik dan estetik 10 persen.

Meski demikian, VP of Research Populix Indah Tanip melihat hal ini sebagai peluang besar.

"Kalau produsen lokal bisa mengadopsi keunggulan dari produk luar, seperti inovasi bahan baku dan teknologi, maka mereka bisa semakin menguasai pasar yang sebenarnya sudah dimenangkan dari sisi pemakaian," jelasnya.

(tis/asr)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |