Jakarta, CNN Indonesia --
Met Gala kembali digelar pada Senin (5/5). 'Superfine: Tailoring Black Style' menjadi tema Met Gala 2025.
Sering disebut sebagai acara mode terbesar, namun Met Gala sebenarnya merupakan acara penggalangan dana untuk Costume Institute di Metropolitan Museum of Art (MET), New York, Amerika Serikat.
Met Gala pertama kali digelar pada 1948 silam oleh seorang publicist mode Eleanor Lambert.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada perayaan pertamanya, Met Gala digelar lebih sederhana. Namun seiring waktu berjalan, gelaran Met Gala kian mewah dan gemerlap.
Setiap tahunnya, para selebriti, desainer, dan tokoh-tokoh berpengaruh berkumpul di MET. Acara yang digelar saban Senin pertama di bulan Mei ini selalu menjadi sorotan dunia.
Karpet merah Met Gala selalu menghadirkan gaun-gaun ikonik yang mewah dan penuh gaya. Gaun-gaun itu dipilih atau dirancang berdasarkan tema Met Gala yang ditentukan setiap tahunnya.
Makna tema Met Gala 2025
Tema Met Gala 2025 kali ini fokus pada gaya khas kulit hitam dan sejarah dandyism yang menyertainya.
"Saya kira para desainer akan bermain dengan cara berbeda, dan mudah-mudahan ada cerita. Saya berharap dapat melihat beberapa arsip karya desainer kulit hitam seperti Patrick Kelly atau Will Smith," ujar pemimpin redaksi majalah mode Complex, Aria Hughes, mengutip CBS News.
Ada beberapa bintang yang perlu diperhatikan dalam gelaran Met Gala kali ini. Sebut saja Andre 3000 dan Slick Rinx, yang hidup dengan akar Bronx dan besar di kultur hip-hop.
Dandyism pada kulit hitam sendiri bermakna sebagai sebuah perebutan ruang saat budaya hegemonik kulit putih mencoba membatasi identitas mereka.
Ilustrasi. Tema Met Gala 2025 kali ini fokus pada dandyism dan gaya busana khas kulit hitam. (REUTERS/ANGELINA KATSANIS)
Tema ini terinspirasi oleh seorang kurator mode Monica L Miller yang sempat menulis buku bertajuk Slaves to Fashion: Black Dandyism and the Styling of Black Diasporic Identity.
"Dandyism mungkin tampak remeh, tapi sering kali menimbulkan tantangan atau transendensi hierarki sosial dan budaya," ujar Miller dalam sebuah wawancara dengan Vogue.
Dandyism, menurut Miller, mengajukan pertanyaan tentang identitas dan representasi yang erat kaitannya dengan ras, kelas, gender, seksualitas, dan kekuasaan.
Dandyism di Eropa muncul pada abad ke-18 sebagai gerakan untuk mewakili norma-norma sosial. Sementara dandyism kulit hitam mencoba menata kembali tatanan dalam konteks rasial.
"Pameran ini mengeksplorasi dandyism sebagai pernyataan sekaligus provokasi," ujar Miller.
Konsep 'tailored for you' yang ditetapkan dalam ajang ini memberi ruang untuk interpretasi. Para tamu diminta untuk memadukan unsur-unsur busana pria dengan cara yang sesuai dengan kepribadian mereka.
Sesuai dengan tema Met Gala 2025, pameran ini juga akan memamerkan beberapa arsip karya desainer seperti jaket kulit dari Dapper dan dan koper bermonogram dari Andre Leon Talley.
(asr/asr)