TAUD: Istri Gus Dur Jenguk Delpedro Bentuk Sentilan untuk Kepolisian

2 hours ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

Tim Advokasi untuk Demokrasi (TAUD) menyebut istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid dan para tokoh dari Gerakan Nurani Bangsa (GNB) menjenguk Direktur Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen dkk di Rutan Polda Metro Jaya sebagai bentuk teguran.

"Kehadiran GNB-para tokoh-sebenarnya dapat dibaca sebagai bentuk teguran kepada Kepolisian yang menahan aktivis muda dengan alasan yang sangat konspiratif," kata perwakilan TAUD, Fian Alaydrus kepada wartawan, Selasa (23/9).

Tak hanya itu, Fian menyebut kedatangan Sinta dan rombongan itu juga bisa dibaca bahwa pengkambinghitaman terhadap anak-anak muda harus dihentikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kedatangan mereka sekaligus hendak mengatakan 'hentikan' bentuk pengkambinghitaman anak-anak muda yang justru berkontribusi pada pembebasan para pelajar yang ditahan, mereka yang melakukan advokasi bantuan hukum, mereka yang kritis dan marah saat kebijakan publik tak memihak pada kepentingan warga," tutur dia.

Fian turut menyoroti sikap Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri yang menyambut kedatangan para tokoh saat tiba di Polda Metro Jaya.

Kata dia, penyambutan itu sebagai bentuk rasa hormat Asep kepada para tokoh. Karenanya, lanjut Fian, rasa hormat itu diharapkan juga bisa menjadi jalan pembuka untuk proses penangguhan penahanan Delpedro dkk.

"Para tokoh yang terhormat ini juga merupakan penjamin dari penangguhan penahanan kepada Delpedro dkk, jika Pak Kapolda menaruh rasa hormat kepada mereka, maka sebaiknya bapak bisa memberikan penangguhan atau sampai memberikan SP3 kepada para tahanan," ucap dia.

Sebelumnya, Sinta Wahid bersama sejumlah tokoh yang tergabung dalam GNB datang ke Polda Metro Jaya untuk menjenguk Delpedro dkk.

Mereka di antaranya mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, eks Ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekas, Inayah Wulandari Wahid, akademisi Karlina R. Supelli, Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, cendekiawan Komaruddin Hidayat hingga Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara.

Sinta mengaku prihatin atas penahanan Delpedro dkk dalam dugaan penghasutan. Sinta menyebut para aktivis yang saat ini ditahan di Polda Metro sebenarnya adalah anak-anak bangsa yang sedang meneruskan perjuangan dan menyuarakan pendapatnya.

"Mereka adalah anak-anak bangsa yang akan meneruskan perjuangan bangsa ini. Mereka ingin mewujudkan bahwa negara Indonesia adalah negara yang berdaulat, bebas bersuara, bebas berpendapat," ujarnya.

"Karena itu, dengan adanya itu, mereka mencoba, mereka telah melakukan itu, tetapi ternyata ada kesalahpahaman. Mungkin dengan ada satu dua kata yang sedikit melenceng sehingga mereka mendapat perlakuan seperti ini," sambungnya.

Polda Metro Jaya diketahui menetapkan enam orang sebagai tersangka kasus dugaan kasus penghasutan pada gelombang demonstrasi beberapa waktu lalu.

Keenam orang itu yakni Delpedro Marhaen (DMR) sekaligus admin akun Instagram @lokataru_foundation, Muzaffar Salim (MS) selaku staf Lokataru dan admin akun Instagram @blokpolitikpelajar.

Kemudian, Syahdan Husein (SH) selaku admin akun Instagram @gejayanmemanggil, Khariq Anhar (KA) selaku admin akun instagram @AliansiMahasiswaPenggugat, RAP selaku admin akun IG @RAP dan berperan membuat tutorial pembuatan bom molotov serta sebagai koordinator kurir di lapangan, dan Figha Lesmana (FL) selaku admin akun TikTok @fighaaaaa.

(dal/dis/dal)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |