Bulan Berpotensi Jadi 'Kuburan Massal' Satelit, Ini Penyebabnya

3 hours ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

Sebuah stud terbaru mengungkap Bulan berpotensi menjadi 'kuburan' pesawat antariksa dan satelit. Sejumlah wilayah satelit alami Bumi itu direncanakan sebagai lokasi pembuangan satelit dan wahana yang sudah tidak berfungsi.

Jumlah satelit yang mengorbit Bulan diperkirakan akan meningkat secara dramatis dalam dua dekade ke depan, seiring dengan upaya badan antariksa dan perusahaan swasta untuk mendirikan pangkalan di Bulan, melakukan eksperimen penambangan, dan membangun instrumen ilmiah di permukaan gersangnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir The Guardian, peningkatan aktivitas ini akan didukung oleh konstelasi satelit Bulan untuk penentuan posisi, navigasi, dan komunikasi. Namun, ketika satelit kehabisan bahan bakar, satu-satunya pilihan bagi operator adalah mengarahkan satelit tersebut ke permukaan Bumi, di mana satelit akan hancur berkeping-keping.

"Satelit-satelit ini harus mendarat darurat di Bulan, sehingga berpotensi menjadi tempat pembuangan sampah," kata Fionagh Thomson, peneliti senior di Universitas Durham, yang memimpin panel ahli tentang masalah ini dalam pertemuan Space-Comm di Glasgow.

Para peneliti khawatir jika Bulan benar-benar menjadi 'kuburan massal' satelit dan wahana antariksa lainnya. Menurut mereka, selain menyebarkan bagian-bagian satelit di permukaan Bulan, jika puluhan satelit mati menghujani Bulan, mereka dapat menyebabkan kerusakan pada alat-alat ilmiah, situs bersejarah seperti jejak kaki astronaut pertama, dan situs-situs ilmiah yang masih asli.

Dengan kecepatan tumbukan 1,2 mil per detik, tabrakan tersebut akan menghasilkan getaran intens yang dapat mengganggu instrumen ilmiah yang sensitif.

Luka yang dihasilkan diperkirakan akan membentang hingga puluhan meter, menghasilkan awan debu abrasif yang luas yang dapat menghalangi teleskop dan merusak peralatan.

"Ini bukan masalah yang mendesak, mengingat luas permukaan Bulan, tetapi semakin banyak satelit yang ada, semakin besar kemungkinan beberapa di antaranya menabrak lokasi yang secara ilmiah atau budaya sensitif," kata Ian Crawford dari Birkbeck, University of London.

"Kita memang membutuhkan rencana ke depan," lanjutnya.

Operator satelit secara rutin menggunakan atmosfer Bumi untuk membuang satelit yang tidak berfungsi yang mengorbit di sekitar planet ini. Setiap tahun, ribuan satelit yang tidak berfungsi dibakar saat memasuki kembali atmosfer.

Namun, karena Bulan tidak memiliki atmosfer, operator satelit Bulan memerlukan solusi alternatif. Dan mereka membutuhkannya segera.

Lebih dari 400 misi Bulan direncanakan untuk dua dekade ke depan. Ini termasuk Lunar Gateway yang dipimpin NASA, stasiun ruang angkasa yang akan mengorbit Bulan, dan kamp basis Artemis di permukaan Bulan. China dan Rusia juga merencanakan pangkalan Bulan kedua.

Tahun depan, European Space Agency (ESA) akan meluncurkan satelit Lunar Pathfinder, yang akan berfungsi sebagai platform uji coba untuk konstelasi satelit bulan Moonlight milik ESA, yang diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2030.

Rencana sedang disusun mengenai cara membuang satelit Lunar Pathfinder pada akhir masa operasionalnya yang berlangsung delapan tahun.

Ada tiga opsi utama bagi operator satelit bulan. Opsi pertama adalah melengkapi satelit dengan unit propulsi dan bahan bakar yang cukup untuk memungkinkan satelit terbang menjauh dan mengorbit Matahari, tapi, opsi ini relatif mahal.

Opsi kedua adalah memindahkan satelit ke orbit Bulan yang lebih jauh; namun, medan gravitasi Bulan yang tidak merata membuat ini menantang.

Opsi terakhir adalah menabrakkan satelit ke permukaan Bulan, tetapi ini memerlukan perencanaan yang cermat.

Sarah Boyall, Kepala Kantor Regulasi Badan Antariksa Inggris, mengatakan bahwa Tim Tindakan PBB untuk Konsultasi Aktivitas Bulan (ATLAC) dan Komite Koordinasi Sampah Antariksa Antar-Lembaga (IADC), yang saat ini dipimpin oleh Inggris, sedang bekerja untuk menetapkan praktik terbaik dalam pembuangan satelit Bulan.

Salah satu opsi utama adalah kuburan satelit, di mana operator diwajibkan menabrakkan satelit tua di lokasi yang ditentukan atau ke kawah raksasa untuk menahan debu yang terlempar akibat benturan.

Baik Badan Antariksa Inggris maupun penandatangan Perjanjian Artemis AS, seperangkat prinsip untuk eksplorasi antariksa masa depan, sedang mengejar pendekatan ini.

"Menetapkan zona kuburan di bulan adalah solusi paling praktis," kata Ben Hooper, manajer proyek senior untuk Lunar Pathfinder di SSTL, produsen satelit berbasis di Surrey.

"Menetapkan wilayah tertentu sebagai 'zona dampak' akan membatasi penyebaran artefak manusia di permukaan bulan, sehingga area lain dapat dipertahankan untuk eksplorasi ilmiah dan operasi di masa depan," lanjut Ben.

Charles Cranstoun, kepala kantor program Moonlight ESA, mengatakan bahwa ketika waktunya tiba, satelit-satelit tersebut akan ditabrakkan ke permukaan bulan secara terkendali, di zona-zona tertentu, untuk menghindari lokasi-lokasi yang memiliki nilai ilmiah dan historis, serta misi-misi yang sedang berlangsung.

John Zarnecki, profesor emeritus ilmu antariksa di Open University, mengatakan bahwa menabrakkan satelit ke zona kuburan satelit dapat dimanfaatkan dengan baik, karena gelombang seismik yang dihasilkan dapat memberikan wawasan tentang struktur Bulan.

"Jika Anda memiliki objek dengan massa, geometri, dan kecepatan yang diketahui, dan Anda tahu di mana objek tersebut menabrak, itu adalah eksperimen seismologi yang fantastis," ujarnya.

(wpj/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |