Jakarta, CNN Indonesia --
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 6,92 poin atau naik 0,08 persen ke level 8.257 pada Jumat (10/10) silam.
Investor melakukan transaksi sebesar Rp24,14 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 48,15 miliar saham.
Dalam sepekan terakhir, indeks saham menguat empat kali, sementara satu hari sisanya melemah. Tak heran, performa indeks tercatat menguat 1,72 persen sepanjang pekan kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada, Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan selama periode tanggal 6 sampai dengan 10 Oktober 2025 kemarin, perdagangan saham ditutup mayoritas pada zona positif.
Tercatat, kapitalisasi pasar bursa mengalami peningkatan sebesar 3,19 persen dari Rp15,079 triliun menjadi Rp15.560 triliun pada penutupan pekan lalu.
Sebaliknya, rata-rata volume transaksi harian menurun sebesar 14,88 persen dari 49,717 miliar menjadi 42,318 miliar lembar saham.
Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian mengalami peningkatan tertinggi, yakni sebesar 12,48 persen dari Rp25,02 triliun menjadi Rp28,15 triliun.
Kemudian, peningkatan turut dialami oleh rata-rata frekuensi transaksi harian yakni sebesar 11,83 persen dari 2,62 juta kali transaksi menjadi 2,93 juta kali transaksi pada penutupan pekan lalu.
"Adapun investor asing hari ini mencatatkan nilai beli bersih Rp728,91 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp53,49 triliun," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (10/10).
Lantas seperti apa proyeksi pergerakan IHSG untuk sepekan ke depan?
VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi memperkirakan indeks saham sepekan ini akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah, berada dalam rentang support di level 8.140 dan resistance di 8.310.
"IHSG pekan lalu memang berhasil mencatatkan rekor tertinggi baru (new all time high/ATH), tetapi karena tidak disertai peningkatan volume transaksi, penguatannya berpotensi rapuh," ujar dia kepada CNNIndonesia.com, Minggu (12/10).
Beberapa sentimen diperkirakan turut memengaruhi pergerakan pasar pekan ini. Pertama, kebijakan tarif baru AS terhadap China yang dapat meningkatkan ketidakpastian pasar di tengah gencatan perang tarif. Pasar saham AS pun telah mengalami koreksi akibat sentimen ini.
Kedua, dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan rilis data pertumbuhan kredit September 2025 yang diperkirakan stagnan di level 7,5 persen year-on-year (yoy), serta data investasi asing langsung (FDI) kuartal III-2025 yang diperkirakan terkontraksi 6 persen yoy. Kondisi ini berpotensi direspons negatif karena menunjukkan pemulihan ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.
Ketiga, pasar juga menunggu pidato Gubernur The Fed yang melihat arah kebijakan suku bunga AS. Jika pernyataan yang disampaikan bernada dovish, hal itu dapat menjadi penopang bagi pergerakan pasar saham.
Berdasarkan analisis teknikal, Oktavianus pun merekomendasikan beberapa saham yang bisa dikoleksi. Pertama, saham Aneka Tambang atau ANTM yang ditutup menguat 2,80 persen ke posisi 3.310 pada pekan lalu. Oktavianus memproyeksi ANTM dapat menyentuh level 3.680 pada pekan ini.
Kedua, saham Merdeka Copper Gold atau MDKA yang ditutup menguat 3,04 persen ke posisi 2.370 pekan lalu. Oktavianus memproyeksi MDKA dapat menyentuh level 2.700 pada pekan ini.
Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan IHSG dalam sepekan ini berpeluang menguat terbatas dengan support di level 8.100 dan resistance di 8.300.
"Kami memperkirakan pergerakan IHSG masih akan positif, meski ruang penguatannya terbatas dalam kisaran 8.100 hingga 8.300," ujar Herditya.
Dari sisi sentimen, ada beberapa faktor yang diperkirakan memengaruhi pasar. Pertama, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan harga emas dunia.
Kedua, rilis kinerja emiten untuk kuartal III-2025. Ketiga, rilis data neraca dagang dan inflasi China.
Keempat, perkembangan kebijakan The Fed terkait suku bunga, mengingat pada pertemuan terakhir, The Fed masih menyampaikan sikap yang relatif hawkish.
Ia pun menyarankan investor dapat mencermati beberapa saham dari emiten ia rekomendasikan. Herditya merekomendasikan saham Bluebird atau BIRD yang ditutup menguat 3,06 persen ke level 1.850 pada pekan lalu. Ia memproyeksi BIRD dapat menyentuh level 1.895 pekan ini.
Kemudian, Herditya merekomendasikan saham Pertamina Geothermal Energy atau PGEO yang ditutup menguat 1,04 persen ke posisi 1.460 pekan lalu. Ia memproyeksi PGEO dapat menyentuh level 1.570 pada pekan ini.
Herditya juga merekomendasikan saham Tjiwi Kimia atau TKIM yang ditutup menguat 3,24 persen ke posisi 7.175 pada pekan lalu. Ia memproyeksi TKIM bisa menyentuh level 7.575 pada pekan ini.
Catatan Redaksi: Berita ini tidak dibuat untuk merekomendasikan atau tidak merekomendasikan saham tertentu. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.
(sfr)