Harga Minyak Dunia Naik 1 Persen Buntut Ketegangan Dagang AS-China

2 hours ago 4

CNN Indonesia

Senin, 13 Okt 2025 10:19 WIB

Harga minyak dunia menguat sekitar 1 persen pada perdagangan Senin (13/10), setelah sempat menyentuh level terendah dalam lima bulan. Harga minyak dunia menguat sekitar 1 persen pada perdagangan Senin (13/10), setelah sempat menyentuh level terendah dalam lima bulan. (Tangkapan layar twitter @@PIF_en).

Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia menguat sekitar 1 persen pada perdagangan Senin (13/10), setelah sempat menyentuh level terendah dalam lima bulan akibat meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent naik 87 sen atau 1,39 persen menjadi US$63,60 per barel, setelah turun 3,82 persen pada Jumat (10/10) ke posisi terendah sejak 7 Mei.

Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat naik 87 sen atau 1,48 persen menjadi US$59,77 per barel, setelah melemah 4,24 persen di sesi sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenaikan harga minyak dipicu oleh harapan pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping, yang dinilai dapat meredakan ketegangan dagang antara dua ekonomi sekaligus konsumen minyak terbesar dunia tersebut.

Ketegangan meningkat pekan lalu setelah Beijing memperluas pembatasan ekspor logam tanah jarang, dan Trump membalas dengan ancaman tambahan tarif 100 persen terhadap ekspor China ke AS mulai 1 November.

Keduanya dijadwalkan kemungkinan bertemu di sela-sela KTT APEC di Korea Selatan akhir bulan ini. Perwakilan Dagang AS Jamison Greer mengatakan peluang pertemuan tersebut masih terbuka.

Analis dari Goldman Sachs menyebut, pasar kini menunggu kepastian apakah kebijakan baru itu akan benar-benar diterapkan atau hanya digunakan sebagai taktik negosiasi menjelang pembicaraan bilateral.

"Skenario paling mungkin adalah kedua pihak akan menahan kebijakan paling agresif dan memperpanjang jeda eskalasi tarif yang disepakati pada Mei," tulis Goldman dalam catatan risetnya.

Namun, analis memperingatkan bahwa risiko peningkatan ketegangan dagang tetap tinggi, yang dapat memicu kenaikan tarif tambahan atau pembatasan ekspor lebih ketat, setidaknya dalam jangka pendek.

Sebelumnya, harga minyak juga sempat jatuh pada Maret dan April saat tensi perdagangan antara kedua negara memuncak.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/agt)

Read Entire Article
Entertainment |