Erick Mau Timnas U-17 Ulangi Sejarah Gemilang, tapi Ogah Bebani Tim

1 day ago 6

CNN Indonesia

Senin, 14 Apr 2025 16:42 WIB

Ketua PSSI Erick Thohir menatap laga Timnas Indonesia U-17 melawan Korea Utara U-17 di perempat final Piala Asia U-17 2025 sebagai laga berat. Timnas Indonesia U-17 akan berhadapan dengan Korea Utara pada perempat final Piala Asia U-17 2025. (dok. PSSI)

Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua PSSI Erick Thohir menatap laga Timnas Indonesia U-17 melawan Korea Utara U-17 di perempat final Piala Asia U-17 2025 sebagai laga berat. Namun ia berharap ada ulangan sejarah yang dipetik tim Garuda Asia.

Duel Indonesia vs Korea Utara akan berlangsung di Stadion King Abdullah Sports City Hall, Jeddah, Arab Saudi, Senin (12/4) pukul 21.00 WIB. Erick berharap hasil terbaik pada laga ini.

"Babak delapan besar, sudah pasti berat. Tadi malam kita lihat bagaimana juara bertahan [di Piala Asia U-17 2023] Jepang kalah adu penalti dengan Saudi," kata Erick.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di satu sisi, Erick menatap potensi ulangan sejarah yang bisa ditorehkan jika lolos semifinal. Terakhir kali Indonesia melaju ke babak empat besar ketika turnamen itu masih bertajuk Piala Asia U-16 pada 1990.

"Kembali ke delapan besar, saya rasa kita sudah mencapai target untuk Piala Dunia. Tetapi sekarang tentu kita tidak berpuas diri, kita harus meningkatkan peringkat. Karena terakhir kita ranking empat Asia untuk U-17 itu tahun 1990," ujarnya.

"Ini yang mungkin saya tidak ingin memberikan beban. Saya mengucapkan terima kasih kepada pelatih dan pemain. Tetapi ya kembali secara usaha mereka akan mempersiapkan diri dengan baik," ia menambahkan.

Banner Artikel - Pencak Silat CNN Indonesia

Lebih lanjut, Erick menyoroti perjuangan para pemain yang datang dari akar rumput sepak bola nasional. Dengan latarbelakang yang beragam, Erick melihat kesungguhan penggawa tim besutan Nova Arianto untuk tampil di pentas dunia.

"Saya sampaikan ini prestasi mereka juga secara pribadi. Bagaimana kita lihat juga banyak pemain yang punya background kehidupan yang kurang. Tapi bagaimana mereka berjibaku demi sepak bola," ujarnya.

"Orang tuanya menggadaikan titik-titik [berbagai barang]. Ya mereka bersusah payah dan akhirnya bisa menjadi pemain nasional seperti yang kita lihat hari ini. Jadi ya ini buat mereka juga prestasinya," ia melanjutkan.

[Gambas:Video CNN]

(ikw/nva)

Read Entire Article
Entertainment |