Harga Minyak Bangkit Didorong Aksi Beli Kembali oleh Investor

3 hours ago 2

CNN Indonesia

Selasa, 22 Apr 2025 10:17 WIB

Harga minyak mentah naik hari ini (22/4) usai sempat anjlok lebih dari 2 persen kemarin menyusul kabar adanya kemajuan dalam pembahasan nuklir Iran-AS. Harga minyak mentah naik hari ini (22/4) usai sempat anjlok lebih dari 2 persen kemarin menyusul kabar adanya kemajuan dalam pembahasan nuklir Iran-AS. (Foto: Tangkapan layar twitter @@PIF_en)

Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak mentah dunia naik pada perdagangan Selasa (22/4), didorong oleh aksi membeli kembali (short-covering) oleh investor setelah pelemahan tajam sehari sebelumnya.

Namun, kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi akibat kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian arah kebijakan moneter Trump masih menjadi tekanan utama bagi permintaan bahan bakar global.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent naik sebesar 51 sen AS atau 0,8 persen menjadi US$66,77 per barel. Senada, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat juga naik 51 sen atau 0,8 persen menjadi US$63,59 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua acuan harga minyak tersebut sebelumnya turun lebih dari 2 persen pada Senin (21/4), menyusul kabar adanya kemajuan dalam pembicaraan kesepakatan nuklir antara Amerika Serikat dan Iran yang meredakan kekhawatiran terkait pasokan.

"Sebagian aksi short-covering muncul setelah aksi jual tajam pada hari Senin," ujar Hiroyuki Kikukawa, Kepala Strategi di Nissan Securities Investment.

Namun demikian, Kikukawa menambahkan bahwa kekhawatiran terhadap potensi resesi akibat perang tarif masih menjadi faktor utama yang membayangi pasar. Ia memprediksi harga WTI akan bergerak dalam kisaran US$55 hingga US%65 untuk sementara waktu.

Kemarin, Presiden AS Donald Trump kembali melontarkan kritik terhadap gubernur bank sentral The Federal Reserve, Jerome Powell, dan memperingatkan bahwa ekonomi AS bisa melambat jika suku bunga tidak segera diturunkan.

Komentar tersebut meningkatkan kekhawatiran mengenai independensi The Fed serta prospek ekonomi dan pasar keuangan AS.

Indeks saham utama AS pun mengalami penurunan. Sedangkan, indeks dolar AS merosot ke titik terendah dalam tiga tahun terakhir.

"Ketidakpastian yang meningkat terkait kebijakan moneter AS diperkirakan akan berdampak negatif terhadap pasar keuangan dan ekonomi secara keseluruhan, serta menimbulkan kekhawatiran terhadap penurunan permintaan minyak mentah," tambah Kikukawa.

Sementara itu, Kementerian Ekonomi Rusia memangkas proyeksi harga rata-rata minyak Brent pada 2025 hampir 17 persen dibandingkan perkiraan sebelumnya pada September lalu.

Di sisi lain, stok minyak mentah dan bensin AS diperkirakan mengalami penurunan sepanjang pekan lalu, sedangkan persediaan distilat kemungkinan meningkat.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/pta)

Read Entire Article
Entertainment |