Hujan Meteor Lyrid Bakal 'Penuhi' Langit Malam Ini, Cek Jadwalnya

4 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Puncak hujan Meteor Lyrid bakal menghiasi langit malam ini, Selasa (22/4). Cek jadwal manggungnya.

Lyrid dikenal sebagai salah satu hujan meteor tertua yang tercatat. Hujan meteor Lyrid akan mencapai puncaknya pada 21-22 April nanti.

Selama periode puncaknya, hujan meteor ini akan menghasilkan 10 hingga 15 meteor per jam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan riwayatnya, Lyrid melampaui ekspektasi lewat 'hujan' dengan lebih dari 100 meteor per jam rata-rata setiap 60 tahun. 'Ledakan' berikutnya diperkirakan terjadi pada 2042.

Meskipun tidak ada ledakan yang diprediksi untuk tahun ini, Hujan Meteor Lyrid kali ini masih layak untuk diburu karena penampilannya berupa bola api sebagian, meteor ekstra terang di langit.

Namun, bisakah pertunjukan hujan Meteor Lyrid malam ini disaksikan dari Indonesia?

Menurut keterangan Observatorium Bosscha di Instagram, hujan meteor ini dapat disaksikan di sejumlah wilayah Indonesia. Puncak hujan meteor ini diperkirakan bakal terjadi tepat pukul 22.08 WIB.

"Hujan Meteor Lyrid berlangsung sejak 16 hingga 25 April dengan intensitas tertinggi (18 meteor/jam) pada 22 April," demikian keterangan Bosscha di akun Instagramnya, dikutip Senin (21/4).

"Kesempatan mengamati hujan meteor Lyrid adalah ketika konstelasi Hercules berada di atas cakrawala, yaitu jam 22.08 WIB hingga 05.26 WIB esoknya. Puncak meteor terjadi dekat saat Bulan baru sehingga tidak banyak gangguan dari cahaya," lanjut Bosscha.

Berdasarkan catatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA), Lyrid pertama kali tercatat pada 687 SM. Hal itu membuatnya jadi salah satu hujan meteor tertua yang tercatat.

"Ketika orang pertama kali menyadarinya, sekitar 2.700 tahun yang lalu, mereka hanya menyadarinya karena mereka melihat sesuatu jatuh di langit. Tetapi pada saat itu, mereka tidak mengerti apa sebenarnya meteor itu - butuh waktu lebih lama," kata Peter Vereš, astronom di Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian.

"Hanya di abad ke-19 ketika kita paham bahwa mereka (meteor-meteor) benar-benar datang dari luar angkasa."

Setiap hujan meteor memiliki komet induk dari mana datang puing-puing yang membentuk hujan. Komet Lyrid diberi nama C/1861 G1 Thatcher, yang baru setengah jalan dari orbit 415 tahunnya.

Komet itu jauh dari Bumi, tetapi para ahli menemukan jejak puing-puingnya setiap tahun.

Karena gangguan planet, gangguan pada orbit planet, gumpalan puing yang lebih padat terjadi setiap 60 tahun yang disebabkan oleh kedekatan komet ini dengan Jupiter dan Saturnus. Ledakan ini pertama kali tercatat lebih dari 2.700 tahun yang lalu.

[Gambas:Instagram]

(dmi/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |