Penyebab Covid di Inggris dengan Gejala Unik, Apa itu Varian Stratus?

5 hours ago 2
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Kasus Covid di Inggris bertambah. Ahli menyebut penyebab kasus didominasi varian baru yang disebut 'Stratus'. Varian baru ini memicu gejala yang unik dan berbeda dengan pendahulunya.

Inggris menghadapi peningkatan kasus Covid-19. Biang keroknya merupakan strain baru yang disebut Stratus dengan dua varian XFG dan XFG.3. Varian XFG.3 jadi penyebab 30 persen kasus Covid-19 di Inggris.

Sejumlah ahli berpendapat Stratus terbilang memiliki gejala unik yang membuat orang bersuara serak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski jadi penyebab sebagian besar kasus, para ahli tidak khawatir akan penyebarannya sebab mutasi adalah hal yang normal bagi virus.

"Merupakan hal yang normal bagi virus untuk bermutasi dan berubah seiring waktu," kata Alex Allen, konsultan epidemiologi, mengutip dari Independent.

Apa itu Stratus?

Stratus merupakan strain baru dengan dua varian XFG dan XFG.3. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan XFG sebagai 'varian yang sedang dipantau'. Risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh XFG dievaluasi rendah di tingkat global.

Hingga kini, varian tidak memicu penyakit atau kematian yang lebih parah dari varian lain yang beredar.

Gejala Covid Stratus

WHO belum melihat tanda-tanda varian memberikan dampak peningkatan keparahan. Allen mencatat tidak ada bukti bahwa XFG dan XFG.3 menyebabkan penyakit lebih parah dari varian sebelumnya.

Beberapa ahli mengklaim Stratus bisa menyebabkan pasien mengalami "suara serak".

Selain itu, gejalanya masih mirip dengan varian-varian sebelumnya antara lain, napas pendek, perubahan pada kemampuan penciuman, kelelahan, demam atau tubuh menggigil, pilek, badan terasa nyeri, batuk, radang tenggorokan, sakit kepala, dan kehilangan nafsu makan.

Risiko XFG

Ilustrasi wanita pakai masker diperiksa suhu saat pandemi COVID-19Ilustrasi. Penyebab Covid di Inggris didominasi strain Stratus. Namun strain dan varian dari Stratus tidak memicu penyakit atau peningkatan keparahan. (Getty Images/iStockphoto/PeopleImages)

WHO menyebut XFG sebagai "risiko rendah" secara global. XFG memang tumbuh pesat. Beberapa negara di Asia Tenggara, lalu Covid di Inggris dengan proporsi XFG tinggi melaporkan peningkatan kasus dan pasien rawat inap.

Akan tetapi, tidak ada laporan yang menunjukkan bahwa tingkat keparahan penyakit lebih tinggi dibanding varian lain yang juga beredar.

"Bukti yang tersedia tentang XFG tidak menunjukkan risiko kesehatan masyarakat tambahan dibandingkan dengan garis keturunan Omicron lain yang saat ini bersirkulasi," sebut WHO.

(els/els)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |