Perdana, Inggris Tunjuk Perempuan Jadi Bos Mata-mata Intelijen MI6

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Inggris menunjuk Blaise Metreweli sebagai perempuan pertama untuk memimpin Dinas Intelijen Asing Inggris atau yang dikenal dengan MI6 (Military Intelligence, Section 6).

Kepala MI6 saat ini, Richard Moore, akan mengundurkan diri dalam beberapa bulan ke depan, setelah menjabat selama lima tahun.

"Saya bangga dan merasa terhormat diminta untuk memimpin dinas saya," kata Metreweli, seperti dilansir Reuters.

Perempuan berusia 47 tahun, dengan nama sandi 'Q" itu saat ini menjabat sebagai kepala teknologi di MI6.

Dia bergabung dengan Dinas Intelijen Rahasia Inggris sejak tahun 1999, dan telah menghabiskan sebagian besar kariernya dalam peran operasional di Eropa dan Timur Tengah.

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mengatakan penunjukan Metreweli terjadi saat Inggris "menghadapi ancaman dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya".

"Saya tahu Blaise akan terus memberikan kepemimpinan luar biasa yang dibutuhkan untuk membela negara kita," katanya.

Tantangan terbesar Metreweli kemungkinan besar adalah berhadapan dengan Rusia, China, dan Iran.

MI6, yang didirikan pada tahun 1909, termasuk dalam badan mata-mata utama Inggris lainnya yang mengangkat seorang perempuan sebagai pemimpin. Selain MI6, badan lainnya yang juga dikepalai perempuan adalah dinas mata-mata domestik MI5 dan badan komunikasi intelijen GCHQ.

Metreweli sebelumnya memegang peran setingkat direktur di MI5. Dia mengenyam pendidikan antropologi di Universitas Cambridge.

MI5 telah memiliki dua bos wanita, dimulai dengan Stella Rimington pada tahun 1992. Eliza Manningham-Buller memimpin MI5 antara tahun 2002 dan 2007.

Pada tahun 2023, Inggris menunjuk direktur perempuan pertama di GCHQ.

(dna)