Pertamina Wujudkan Transformasi Bisnis Berkelanjutan Lewat BBM Hijau

5 hours ago 2

Pertamina | CNN Indonesia

Sabtu, 11 Okt 2025 19:26 WIB

Pertamina komitmen dukung transisi energi berkelanjutan dengan mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan, termasuk SAF dari minyak jelantah. Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono, dalam ajang Indonesia International Sustainable Forum 2025 di JCC, Senayan, Jakarta, Sabtu (11/10). (Foto: Arsip Pertamina)

Jakarta, CNN Indonesia --

PT Pertamina (Persero) memperkuat komitmennya dalam mendukung transisi energi berkelanjutan melalui pengembangan bahan bakar ramah lingkungan. Upaya ini ditunjukkan melalui evolusi produk bahan bakar dari B20, B30, B40, hingga kini mencapai tahap Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbasis Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah.

Komitmen tersebut disampaikan Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono, dalam ajang Indonesia International Sustainable Forum (IISF) 2025 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Sabtu (11/10).

Ia menjelaskan bahwa pengembangan bahan bakar ramah lingkungan oleh Pertamina bukan hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga membawa nilai ekologi yang kuat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini bukan hanya perjalanan sukses dalam hal ekonomi karena menciptakan penghematan devisa yang signifikan bagi negara, tetapi juga sebagai perjalanan ekologi. Menempatkan prinsip Environment, Social, and Governance (ESG) sebagai inti adalah sesuatu yang sangat berarti," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/10).

Agung menambahkan, program biodiesel Pertamina sejak B20 hingga B40 telah memberikan kontribusi nyata terhadap kemandirian energi nasional. Melalui pemanfaatan sumber daya yang lebih berkelanjutan, Indonesia kini dinilai mampu memenuhi kebutuhan energi dalam negeri secara mandiri.

Pertamina juga terus mengembangkan SAF yang berasal dari minyak jelantah masyarakat. Menurutnya, inovasi ini dapat menurunkan emisi karbon hingga 84 persen sekaligus mendukung terbentuknya ekonomi sirkular di masyarakat.

Masyarakat dapat menukar minyak goreng bekas mereka dengan nilai finansial, yang kemudian diproses oleh Pertamina menjadi bahan bakar berkelanjutan. Model ini menciptakan manfaat berlapis, dari mengurangi limbah, memberdayakan masyarakat, dan menyediakan bahan bakar ramah lingkungan untuk penerbangan.

Agung menambahkan bahwa keberhasilan pengembangan bahan bakar ramah lingkungan oleh Pertamina menjadi bagian penting dari transformasi energi nasional. Program ini tidak hanya memperkuat ketahanan energi, tetapi juga membuka lapangan kerja baru di sektor energi hijau serta mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060.

"Ini adalah perjalanan transformasi Pertamina untuk mendukung agenda nasional mengenai bahan bakar nabati. Langkah ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu menjadi pelopor energi bersih di kawasan Asia Tenggara," pungkas dia.

(rir)

Read Entire Article
Entertainment |