Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2025 Rayakan Dua Dekade Transformasi Sinema Asia

11 hours ago 1

Fimela.com, Jakarta Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) kembali digelar pada 29 November–6 Desember 2025. Edisi ke-20 ini menjadi momen penting karena menandai dua dekade perjalanan JAFF sebagai festival film Asia yang konsisten menghadirkan karya-karya terbaik dan menjadi ruang bertumbuh bagi sineas muda. Mengusung tema “Transfiguration”, JAFF 2025 mengajak publik melihat transformasi besar dalam perjalanan festival sekaligus perkembangan sinema Asia yang kian dinamis.

Tahun ini, pembukaan festival akan berlangsung di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM, Yogyakarta. JAFF menghadirkan kembali Opera Jawa karya Garin Nugroho sebagai film pembuka dalam format seluloid 35mm—sebuah penghormatan pada film pertama yang pernah diputar di JAFF sejak 2006. Sementara itu, film debut Aco Tenriyagelli, Suka Duka Tawa, dipilih sebagai film penutup.

Menghadirkan 227 Film dari 43 Negara

Direktur JAFF, Ifa Isfansyah, menyoroti perkembangan pesat industri film Indonesia. Pada kuartal pertama 2025 saja, jumlah penonton bioskop mencapai 35 juta, atau 44% dari total penonton sepanjang 2024. Film animasi Jumbo juga mencatat sejarah sebagai film terlaris dengan lebih dari 10 juta penonton. Pertumbuhan ini kian diperkuat oleh pencapaian film dan talenta Indonesia di festival internasional, termasuk berbagai penghargaan dan keikutsertaan dalam jajaran dewan juri.

Pada edisi ke-20 ini, JAFF menghadirkan 227 film dari 43 negara. Sebelas film panjang masuk dalam program Main Competition, termasuk A Useful Ghost pemenang Grand Prix Critics’ Week Cannes 2025, Girl karya Shu Qi yang tayang perdana di Venice Film Festival, serta Pangku dari Reza Rahadian yang telah meraih empat penghargaan di Busan International Film Festival 2025.

Program Indonesian Screen Awards tahun ini menampilkan 13 film nasional yang bersaing dalam kategori terbaik, termasuk tambahan kategori baru seperti Penata Artistik Terbaik dan Desainer Poster Terbaik. Dua film yang melakukan Indonesian Premiere di JAFF adalah Ikatan Darah karya Sidharta Tata dan Esok Tanpa Ibu besutan Ho Wi Ding.

Memberikan Ruang untuk Sineas Muda

JAFF juga tetap memberi ruang bagi sineas muda melalui kompetisi film pendek Light of Asia yang mempertemukan 17 karya pilihan. Sementara itu, NETPAC Awards akan kembali memberikan apresiasi untuk sutradara yang menampilkan film panjang pertama atau kedua.

Kerja sama dengan Cinema XXI kembali terjalin sebagai penyedia venue pemutaran film. Tahun ini, kolaborasi diperluas dengan menghadirkan sesi Inclusive Screening sebagai bagian dari program CSR Cinema XXI.

Pada program non-kompetisi, JAFF menyuguhkan film-film lintas genre dan negara melalui Asian Perspectives, Indonesian Film Showcase, Emerging, dan Panorama. Film yang ditayangkan termasuk karya baru dari Jafar Panahi, Sho Miyake, hingga Scarlet karya Mamoru Hosoda yang akan tayang perdana di Indonesia.

Dilengkapi dengan Beragam Program Menarik

JAFF 2025 juga menghadirkan sejumlah program spesial seperti Cinematic Concert yang menampilkan White Shoes and the Couples Company, program Rewind yang mengangkat film-film klasik Asia, dan masterclass bersama sutradara legendaris Ann Hui.

Melanjutkan kesuksesan tahun lalu, JAFF Market kembali hadir dengan enam program untuk memperkuat ekosistem sinema independen Asia dan membuka peluang kolaborasi internasional. Program ini berlangsung pada 29 November–1 Desember 2025 di Jogja Expo Center.

Informasi lengkap mengenai jadwal program dan tiket dapat diakses melalui akun Instagram @jaffjogja dan situs jaff-filmfest.org. Tiket tersedia mulai 20 November 2025 melalui situs resmi dan TIX.ID.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Entertainment |