Jakarta, CNN Indonesia --
Pemerintah menetapkan Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten, sebagai zona khusus radiasi Cesium-137 (Cs-137).
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan alias Zulhas menyebut status ini diberlakukan guna mempercepat langkah dekontaminasi setelah material radioaktif teridentifikasi sebagai sumber pencemaran yang sebelumnya menimbulkan penolakan produk udang Indonesia di AS.
"Satgas memastikan kontaminasi Cs-137 hanya terjadi di Cikande, tidak pada rantai pasok nasional maupun ekspor. Oleh karena itu, kita hari ini menetapkan Cikande itu sebagai status kejadian khusus radiasi radionuklida Cs-137 agar kita bisa melakukan akselerasi penanganan secara cepat," ujar Zulhas dalam konferensi pers di Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Selasa (30/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun Satgas Penanganan Cs-137 bertugas mengoordinasikan investigasi, dekontaminasi, serta perlindungan kesehatan pekerja dan masyarakat.
Hasil pemeriksaan memastikan sumber pencemaran berasal dari aktivitas peleburan scrap metal di PT Peter Metal Technology (PMT), yang beroperasi di dalam kawasan industri tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol menjelaskan bahwa proses peleburan menjadi pintu masuk kontaminasi.
"Ini merupakan sumber dari pencemar. Jadi dia itu mengolah scrap dengan metode induksi. Kemudian polusinya terbang dan menempel ke banyak, termasuk ke udang tadi. Namun karena itu ada yang masuklah di badan udang sedikit," ujarnya.
Sejauh ini, enam titik kontaminasi di kawasan Cikande telah diidentifikasi. Dua di antaranya sudah didekontaminasi, sementara titik lainnya masih dalam proses pemetaan ulang.
Pemerintah juga menerapkan sistem satu pintu keluar-masuk di kawasan industri, lengkap dengan pemeriksaan radiasi setiap kendaraan. Material yang terdeteksi membawa Cs-137 langsung diparkir dan dibersihkan sebelum keluar.
Pemeriksaan kesehatan terhadap 1.562 pekerja dan warga sekitar menunjukkan sembilan orang karyawan PMT terpapar Cs-137.
Karyawan yang terpapar telah mendapat perawatan intensif dari Kementerian Kesehatan, termasuk obat khusus yang didatangkan dari Singapura.
Pemerintah menegaskan tidak ada dampak serius pada masyarakat luas di luar kawasan industri.
Selain itu, pemerintah mengamankan 14 kontainer scrap metal di Tanjung Priok yang terkontaminasi Cs-137, disusul sembilan kontainer tambahan yang segera dire-ekspor ke Filipina, negara asal besi bekas tersebut.
"Kalau kontainernya masuk muatannya udang, itu bisa tercemar udangnya. Nanti muat apa lagi, itu kan berbahaya. Makanya kita lakukan re-ekspor," kata Zulhas.
Komunikasi resmi telah dilakukan dengan Badan Atom Dunia (IAEA), pemerintah Amerika Serikat, serta pihak internasional lainnya.
Pemerintah juga menyusun rencana jangka panjang berupa fasilitas penyimpanan limbah radioaktif permanen yang direncanakan selesai pada 2026.
Kasus ini bermula dari penolakan udang beku Indonesia di pelabuhan Amerika pada Agustus 2025 setelah otoritas setempat mendeteksi radiasi Cs-137.
Penelusuran kemudian mengarah ke Cikande, tempat ditemukannya scrap metal terkontaminasi.
Bapeten memastikan zat tersebut merupakan buatan industri, tidak terbentuk secara alami, dan termasuk kategori radiasi pengion yang berbahaya bagi kesehatan jangka panjang.
(del/sfr)