Fimela.com, Jakarta Nama Afgansyah Reza atau yang akrab disapa Afgan sudah lama melekat sebagai salah satu ikon musik pop Indonesia. Sejak kemunculan debut albumnya Confession No. 1 pada 2008, suara khas dan gaya melankolisnya sukses memikat hati banyak pendengar lewat lagu-lagu legendaris seperti Terima Kasih Cinta, Sadis, dan Bukan Cinta Biasa. Citra “penyanyi berkacamata bernada lembut” pun membuat Afgan semakin dikenal sebagai sosok romantis yang mendefinisikan era musik pop di awal 2000-an.
Setelah sempat mengeksplorasi musik R&B dan merilis karya berbahasa Inggris, kini Afgan kembali ke akar pop Indonesia lewat single terbarunya yang berjudul Kacamata. Lagu ini menjadi penanda kembalinya Afgan dalam warna musik yang paling dirindukan para penggemar. “Banyak orang berkomentar di media sosial, kangen Afgan yang pakai kacamata dan berharap aku merilis album berbahasa Indonesia lagi,” ungkapnya kepada Liputan6.com, Sabtu (11/10/2025).
Lebih dari sekadar lagu, Kacamata bagi Afgan adalah simbol nostalgia dan refleksi diri. “Aku merasa tahun ini adalah waktu yang tepat untuk kembali ke genre pop Indonesia. Aku akan berkacamata lagi, dan judul lagunya juga Kacamata,” katanya sambil tersenyum. Lewat karya terbarunya ini, Afgan seolah ingin menyapa kembali para pendengarnya yang tumbuh bersama lagu-lagunya—membawa rasa hangat, kenangan, dan cinta pada musik yang tak lekang oleh waktu.
Judul Kacamata Melambangkan Kenangan dan Nostalgia
Setelah tidak mengenakan kacamata selama empat tahun, Afgan akhirnya memilih untuk kembali menggunakan aksesori ikonik tersebut dalam lagu "Kacamata". Ia menegaskan bahwa kacamata yang dikenakannya saat ini hanya berfungsi sebagai aksesori, bukan sebagai alat bantu penglihatan. "Sekarang mataku udah nggak minus, cuma kacamata gaya aja," jelasnya. Selain itu, Afgan mengungkapkan bahwa banyak penggemar yang merindukan penampilannya dengan kacamata, sehingga ia memilih konsep ini sebagai simbol kembalinya ia ke dunia musik.
Dalam video musiknya, Afgan bekerja sama dengan Yuki Kato. Ia menjelaskan bahwa tema dari video klip tersebut tidak berfokus pada romantisme, melainkan lebih kepada hubungan yang lucu dan sedikit 'toxic'. "Aku pengen sesuatu yang berbeda, dan Yuki itu cocok karena ekspresinya yang natural dan lucu," tambahnya. Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan nuansa baru dalam karyanya dan menarik perhatian para penggemar.
Hadirkan Lagu Sedih dengan Musik Gembira
Lagu "Kacamata" berfungsi sebagai pembuka untuk album ketujuh Afgan yang terdiri dari sepuluh lagu berbahasa Indonesia. Dalam karya ini, Afgan menggambarkan seseorang yang rela bertransformasi demi orang lain, tetapi pada akhirnya menyadari bahwa kehilangan identitas bukanlah jalan keluar yang tepat.
Dari sisi lirik, "Kacamata" tetap mempertahankan nuansa melankolis yang menjadi ciri khas Afgan, tetapi dengan aransemen yang lebih ceria. "Liriknya memang melankolis, tetapi musiknya ceria. Jadi konsepnya itu menertawakan kegalauan," ungkapnya. Selain itu, Afgan menjelaskan bahwa banyak inspirasi untuk penulisan album ini berasal dari pengalaman pribadinya, yang membuat karya ini terasa lebih dekat dengan pendengar.
Rencana Masa Depan dan Warna Baru
Album ketujuh Afgan menandai kembalinya ia ke industri musik pop Indonesia, menggambarkan perjalanan yang bertema "kembali tetapi tetap maju" dengan nuansa yang lebih dalam. "Sepertinya semua pendengar lama bakal menikmati, karena ini adalah Afgan yang dulu namun dengan aransemen yang lebih dewasa," jelasnya mengenai album tersebut.
Selain meluncurkan album, Afgan juga sedang mendalami dunia produksi musik dan berencana untuk mendirikan label sendiri yang bertujuan untuk mendukung musisi baru. "Saya sedang mempelajari cara mendirikan label, belajar juga tentang produksi lagu," tambahnya, menunjukkan komitmennya untuk terus berkembang dalam karir musiknya. Dengan langkah ini, Afgan berharap dapat memberikan kontribusi lebih besar bagi industri musik tanah air.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.