Legacy Perempuan Indonesia: Dari Kearifan Batik hingga Industri Kecantikan Dunia

4 days ago 4

Fimela.com, Jakarta Dua perempuan legenda Indonesia, Ibu Dewi Motik Pramono dan Ibu Nurhayati Subakat, hadir bersama dalam sebuah talkshow istimewa bertajuk “Merdeka Tanpa Batas: Perempuan, Legacy, dan Cinta untuk Negeri”. Acara ini berlangsung di Galeri Demono, Menteng, Jakarta. Kedua sosok ini bukan hanya menghadirkan cerita pribadi, tetapi juga mengajak publik untuk merenungkan perjalanan panjang perempuan Indonesia dalam menorehkan jejak sejarah. Kehadiran mereka di satu panggung menjadi simbol pertemuan dua jalan berbeda yang sama-sama menginspirasi bangsa.

Talkshow ini menyatukan dua dunia yang tampak berbeda namun saling menguatkan. Didukung oleh Paragon-Wardah, acara ini tidak hanya menjadi forum diskusi, melainkan juga ruang refleksi tentang makna kemerdekaan sejati bagi perempuan. Dalam suasana yang hangat dan penuh energi, peserta diajak untuk memahami bahwa kemerdekaan bukan hanya simbol perayaan setiap 17 Agustus, tetapi juga kebebasan tanpa batas bagi perempuan untuk bermimpi besar, berkarya nyata, serta meninggalkan legacy yang membanggakan bagi bangsa.

Dalam kesempatan itu, Ibu Nurhayati Subakat, Founder sekaligus Komisaris Utama ParagonCorp, membagikan perjalanan hidup dan perjuangannya membangun bisnis kecantikan. Ia menekankan pentingnya cara pandang terhadap diri sendiri. “Perempuan sering merasa kecil karena cara kita memandang diri sendiri. Padahal, potensi kita begitu besar dalam setiap peran, baik sebagai anak, ibu, istri, maupun pemimpin,” ucapnya. 

Peran perempuan sebagai penjaga warisan dan pencipta inovasi

Perjalanan ParagonCorp menjadi cerminan nyata dari kata-kata tersebut. Dari sebuah industri rumahan yang sederhana, Paragon kini menjelma menjadi perusahaan kecantikan terbesar di Indonesia dengan merek-merek unggulan yang dikenal luas. Produk-produknya bahkan telah menembus pasar internasional dan membawa nama Indonesia di panggung global. Pencapaian ini menunjukkan bahwa konsistensi, keberanian untuk bermimpi, serta komitmen menghadirkan inovasi bisa melahirkan warisan besar yang menjadi inspirasi lintas generasi.

Sementara itu, Ibu Dewi Motik memberikan perspektif berbeda namun tidak kalah penting. Sebagai aktivis dan penggerak industri kreatif, ia menekankan pentingnya keberanian perempuan mengambil peran aktif dalam kehidupan bermasyarakat. “Gunakan kemampuan dan talenta untuk membangun, berjejaring, dan percaya diri. Jangan pernah takut bersuara demi kepentingan bangsa,” tegasnya. Pesan tersebut menggambarkan dedikasinya dalam memperjuangkan ruang yang lebih luas bagi perempuan untuk hadir dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Acara talkshow ini dipandu dengan hangat oleh Moza Pramita dan menjadi bagian dari rangkaian Pameran “80 Kain Indonesia: Merayakan Warna-warni Warisan Nusantara”. Pameran yang berlangsung sepanjang 1–31 Agustus 2025 ini menghadirkan koleksi pribadi Dewi Motik, termasuk karya eksklusif maestro batik Iwan Tirta. Selama lebih dari 50 tahun, ia mengumpulkan kain-kain berharga ini sebagai bukti nyata bahwa warisan budaya tidak pernah lekang oleh waktu dan dapat menjadi jembatan lintas generasi.

Merajut warisan budaya dan inovasi perempuan Indonesia yang menginspirasi

Lebih dari sekadar pameran kain, “80 Kain Indonesia” merupakan perayaan atas keragaman budaya yang membentuk identitas bangsa. Setiap helai batik menyimpan kisah, nilai, dan filosofi yang melekat erat dengan kehidupan masyarakat. Pameran ini membuktikan bahwa budaya bukanlah sekadar peninggalan masa lalu, melainkan kekuatan yang terus hidup dan bisa menjadi inspirasi dalam menghadapi perubahan zaman. 

Galeri Demono sendiri, sejak dibuka pada Mei 2024, telah menjadi rumah bagi seni, budaya, dan sejarah yang mempertemukan berbagai generasi. Tempat ini kerap menghadirkan program-program yang mengangkat karya anak bangsa serta mendorong diskusi seputar identitas Indonesia. Dukungan Paragon-Wardah terhadap rangkaian acara ini selaras dengan visinya, yaitu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Melalui pelestarian budaya, pemberdayaan perempuan, hingga inovasi berkelanjutan, Paragon berupaya menghadirkan dampak yang luas bagi kehidupan sosial dan budaya bangsa.

Seperti dua helai benang yang saling merajut menjadi kain indah, kisah Dewi Motik dan Nurhayati Subakat menghadirkan kekuatan yang saling melengkapi. Dewi Motik menjaga warisan budaya melalui pelestarian batik dan kain nusantara, sementara Nurhayati Subakat membangun inovasi bisnis yang menembus batas global. Kedua jalan ini bertemu dalam satu tujuan yaitu menghadirkan kebanggaan bagi bangsa. 

Penulis: Alyaa Hasna Hunafa

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Alyaa Hasna Hunafa
  • Nabila Mecadinisa
Read Entire Article
Entertainment |