Raja Charles III Jual Helikopter Kesayangan Ratu Elizabeth II Demi Monarki Modern

2 months ago 24

ringkasan

  • Raja Charles III menjual helikopter Sikorsky S-76C++ milik Ratu Elizabeth II sebagai bagian dari upaya modernisasi dan efisiensi monarki Inggris.
  • Penjualan ini bertujuan untuk mengganti moda transportasi kerajaan dengan pilihan yang lebih modern, efisien, dan ramah lingkungan, seperti helikopter Leonardo terbaru dan penggunaan bahan bakar berkelanjutan.
  • Helikopter tersebut memiliki spesifikasi mewah dan telah digunakan dalam berbagai momen penting oleh Ratu Elizabeth II, termasuk penampilan ikonik di Olimpiade London 2012.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, monarki Inggris kembali menjadi sorotan publik dengan keputusan signifikan dari Raja Charles III. Beliau telah mengambil langkah berani untuk menjual helikopter kesayangan mendiang ibundanya, Ratu Elizabeth II. Keputusan ini bukan tanpa alasan, melainkan bagian dari visi besar untuk memodernisasi serta merampingkan monarki.

Langkah ini juga mencerminkan komitmen Raja Charles terhadap isu keberlanjutan dan efisiensi. Penjualan helikopter ini diharapkan dapat mengadopsi moda transportasi yang lebih ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan tuntutan zaman serta ekspektasi publik yang terus berubah terhadap institusi kerajaan.

Helikopter ikonik berwarna merah cerah ini, sebuah Sikorsky S-76C++, telah menjadi bagian dari armada kerajaan sejak tahun 2009. Penjualannya menandai era baru dalam sejarah transportasi kerajaan. Ini juga menunjukkan perubahan prioritas di bawah kepemimpinan Raja Charles III.

Penjualan dan Spesifikasi Helikopter Ikonik

Raja Charles III telah mengumumkan penjualan helikopter Sikorsky S-76C++ yang akrab digunakan Ratu Elizabeth II. Helikopter ini telah menjadi bagian penting dari perjalanan kerajaan selama bertahun-tahun. Helikopter tersebut diperkirakan akan terjual dengan harga fantastis, mencapai 5 juta pound sterling atau sekitar Rp108,8 miliar.

Aero Asset, perusahaan pialang helikopter yang menangani penjualan ini, menggambarkan pesawat tersebut sebagai "Pesawat Kepala Negara". Mereka juga menekankan bahwa helikopter ini hanya memiliki "satu pemilik sejak baru". Hal ini menambah nilai historis serta eksklusivitasnya di pasar.

Helikopter Sikorsky S-76C++ ini memiliki spesifikasi yang mumpuni dan interior mewah. Helikopter ini telah terbang selama 5.222 jam. Interiornya dilengkapi jok kulit abu-abu dan suede yang nyaman, karpet biru royal, serta jendela berwarna. Fitur tambahan meliputi rak majalah, telepon nirkabel, dan jam kayu.

Secara teknis, helikopter ini dirancang untuk 8 penumpang dalam konfigurasi kerajaan. Helikopter ini ditenagai oleh dua mesin turboshaft Turbomeca Arriel 2S2. Helikopter ini mampu mencapai kecepatan maksimum 155 knot atau sekitar 287 km/jam. Fitur canggih lainnya termasuk filter penghalang masuk mesin dan teknologi Quiet Zone untuk mengurangi kebisingan interior.

  • Kru: Minimum 2 pilot
  • Kapasitas: 8 penumpang (konfigurasi kerajaan)
  • Panjang: 16 meter
  • Diameter Rotor Utama: 13,41 meter
  • Tinggi: 4,42 meter
  • Berat Kosong: 3.177 kg
  • Berat Lepas Landas Maksimum: 5.306 kg
  • Mesin: Dua mesin turboshaft Turbomeca Arriel 2S2
  • Kecepatan Maksimum: 155 knot (287 km/jam)
  • Jangkauan: Sekitar 400 mil laut

Visi Monarki Modern dan Ramah Lingkungan

Keputusan Raja Charles III untuk menjual helikopter ini adalah bagian dari strategi besar. Beliau ingin menciptakan monarki yang lebih modern, efisien, dan berkelanjutan. Langkah ini menunjukkan komitmen serius terhadap pengurangan jejak karbon serta penggunaan sumber daya yang lebih bijak.

Helikopter Sikorsky S-76C++ akan digantikan oleh dua helikopter Leonardo terbaru. Helikopter pengganti ini senilai 8,5 juta pound sterling. Helikopter Leonardo dikenal lebih modern, efisien, dan ramah lingkungan. Keluarga kerajaan kini juga menggunakan helikopter AgustaWestland AW139s baru. Helikopter ini beroperasi dengan 50 persen bahan bakar penerbangan berkelanjutan.

James Chalmers, seorang pejabat istana yang mengelola keuangan kerajaan, menegaskan hal ini. Beliau menyatakan bahwa keputusan ini adalah bagian dari strategi Raja Charles. Strategi tersebut bertujuan menjadikan monarki lebih hemat, transparan, dan relevan. Hal ini penting terutama di tengah tekanan ekonomi dan ekspektasi publik yang terus berkembang.

Sejarah dan Momen Penting Helikopter Kerajaan

Helikopter Sikorsky S-76C++ ini telah menjadi saksi bisu berbagai perjalanan penting Ratu Elizabeth II. Meskipun beberapa ahli kerajaan menyebutkan Ratu Elizabeth II sebenarnya takut terbang, helikopter ini tetap menjadi moda transportasinya. Salah satu perjalanan terakhirnya adalah dari Sandringham ke Windsor, beberapa bulan sebelum wafatnya.

Helikopter kerajaan, termasuk model S-76, telah digunakan secara ekstensif oleh keluarga kerajaan sejak tahun 2009. Laporan keuangan rumah tangga kerajaan 2021-2022 mencatat lebih dari 179 perjalanan dilakukan menggunakan helikopter oleh anggota kerajaan yang bekerja. Helikopter ini dapat mendarat di taman Istana Buckingham atau di lapangan Istana Kensington.

Salah satu momen paling ikonik yang melibatkan helikopter dan Ratu Elizabeth II adalah penampilannya di upacara pembukaan Olimpiade London 2012. Dalam segmen yang telah direkam, Ratu Elizabeth II muncul bersama James Bond (Daniel Craig). Mereka kemudian tampak "terjun payung" dari helikopter ke stadion, sebuah adegan yang memukau dunia.

Ratu Elizabeth II bahkan pernah melontarkan lelucon mengenai helikopter. Beliau membandingkannya dengan presiden Amerika, "Mengapa mereka selalu berputar-putar ketika Anda ingin berbicara?". Ini menunjukkan sisi humor Ratu meskipun ada kekhawatiran terhadap penerbangan.

Keputusan Raja Charles III untuk menjual helikopter ini, bersama dengan penonaktifan Kereta Kerajaan, menegaskan komitmennya. Beliau ingin memodernisasi serta merampingkan monarki Inggris. Tujuannya adalah agar lebih sesuai dengan tuntutan zaman dan isu keberlanjutan global.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Vinsensia Dianawanti

    Author

    Vinsensia Dianawanti
Read Entire Article
Entertainment |