Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, Netflix menghadirkan cerita yang sudah lama ditunggu-tunggu, Ratu Ratu Queens: The Series, prekuel dari film Ali & Ratu Ratu Queens (2021). Serial ini mulai tayang pada 12 September 2025 dan mengisahkan empat perempuan imigran asal Indonesia yang berjuang membangun kehidupan baru di Queens, New York sekitar delapan tahun sebelum mereka bertemu Ali.
Berbeda dengan filmnya, Ratu Ratu Queens berfokus pada masa lalu Chinta, Party, Ance, dan Biyah. Kamu akan diajak melihat bagaimana mereka pertama kali bertemu, saling menguatkan, dan berjuang membangun kehidupan baru di Queens, New York. Diproduksi oleh Palari Films dengan Muhammad Zaidy (Eddy) sebagai showrunner, serial ini disutradarai oleh Lucky Kuswandi dan ditulis oleh Andri Cung.
Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Eddy mengungkapkan bahwa ide membuat serial ini sudah ada sebelum versi filmnya.
“Setelah filmnya sukses, kami merasa penting untuk melanjutkan cerita ini. Kisah imigran Indonesia di usia 30-40-an jarang diangkat, dan kami ingin mengeksplorasi perjuangan mereka,” jelas Eddy.
Perjalanan Emosional yang Menggugah
Sutradara Lucky Kuswandi memastikan bahwa setiap karakter punya perjalanan emosional yang lengkap.
“Kami ingin penonton mengerti bagaimana mereka bisa sampai pada titik seperti yang kita lihat di film. Misalnya, Chinta yang terlihat tenang di film, di sini kamu akan melihat pergolakan batinnya. Atau Ance yang keras, kamu akan tahu kenapa dia menjadi seperti itu,” ungkap Lucky.
Serial ini menjadi jendela untuk memahami bahwa setiap orang punya masa lalu, luka, dan proses penyembuhan masing-masing. Kamu akan melihat karakter-karakter ini rapuh, tertawa, bahkan jatuh bangun, sebelum akhirnya menjadi sosok yang kamu kenal.
Cerita yang Personal Bagi Penulis
Bagi Andri Cung, menulis cerita ini adalah pengalaman yang personal.
“Saya dulu juga seorang diaspora. Saya bertemu dengan perempuan-perempuan seperti mereka, mendengar cerita-cerita perjuangan mereka, dan merasakannya sendiri. Tantangannya adalah bagaimana mengembangkan cerita ini sambil tetap setia pada sifat karakter,” ujarnya.
Andri bahkan ikut melakukan riset langsung ke New York bersama tim Palari Films, bertemu dengan berbagai diaspora, dan menyerap pengalaman mereka agar cerita terasa autentik.
Empat Karakter yang Penuh Warna
Nirina Zubir mengaku merasa terhormat dipercaya memerankan Party, sosok perempuan yang gigih mengejar mimpi. “Buat saya, karakter Party adalah cerminan orang-orang yang saya temui sejak kecil. It’s such a blessing bisa menjadi bagian dari cerita yang indah ini,” ungkapnya penuh rasa syukur.
Tika Panggabean pun tak kalah mendalami karakter Ance, seorang ibu tunggal yang tegas namun lembut hatinya. “Ance ingin mengontrol semuanya karena dia takut kehilangan orang-orang yang dia cintai. Itu membuatnya terlihat kaku,” jelas Tika, menggambarkan kedalaman emosional tokohnya.
Bagi Happy Salma, serial ini adalah jendela untuk mengenal dunia para perempuan diaspora lebih dekat. “Kisah ini menyentuh karena kita melihat ketangguhan perempuan, air mata, dan tawa mereka. Sangat kaya perspektif,” tuturnya penuh makna.
Sementara itu, Asri Welas menghadirkan Biyah yang unik dan apa adanya. “Biyah cuek, tidak punya tujuan hidup yang jelas, tapi justru itu yang membuat dia menarik. Kamu akan melihat bagaimana dia menghadapi kenyataan pahit-manis hidup di New York,” katanya sambil tersenyum.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.